Deteksi Dini Gangguan Pendengaran Pada Anak

FK-KMK UGM. Deteksi dini gangguan pendengaran khususnya pada bayi dan anak-anak ini sangat penting karena gangguan pendengaran yang dialami dapat menghambat kemampuan bahasa dan bicara pada mereka yang dapat menghambat proses komunikasi saat bertambah dewasa nanti.

“Saat ini angka gangguan pendengaran pada anak cukup mengkhawatirkan di Indonesia, ada sekitar 3 dari setiap 1000 kelahiran anak mengalami gangguan pendengaran sejak lahir. Artinya anak tersebut sejak lahir tidak dikaruniai pendengaran yang normal”, ungkap dr. Ashadi Prasetyo, M.Sc., Sp.THT-KL(K) dalam bincang-bincang Raisa Radio, Kamis (09/06).

Pertama beliau menjelaskan mengenai alasan mengapa gangguan pendengaran bisa terjadi, hal tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor. Pertama adanya gangguan di bagian telinga luar, telinga tengah, maupun telinga dalam. Kedua, gangguan pendengaran yang terjadi pasa saat fase tumbuh kembang di kandungan, fase saat proses kelahiran, dan fase pada saat setelah anak itu lahir.

“Faktor lain yang mengakibatkan anak mengalami gangguan pendengaran total saat lahir adalah adanya infeksi toksoplasma, rubella, herpes saat ibu hamil di trimester pertama. Selain itu bayi lahir dengan berat badan rendah dan juga premature. Kemudian lahir kuning yang membutuhkan transfusi juga menjadi faktor resiko”, ujar dr. Ashadi.

Deteksi dini sendiri merupakan sebuah program yang sudah seharusnya dilakukan saat bayi baru saja lahir dengan dinamakan skrining pendengaran.

“Para calon ibu, dan calon orang tua yang baru pertama kali memiliki anak harus mengetahui bahwa deteksi dini atau skrining bisa dilakukan saat anak baru saja lahir”, tambahnya.

Sejak lahir anak-anak juga bisa diberikan stimulasi suara agar dapat mengetahui responnya bagaimana terhadap suara itu, apakah bisa mendengar atau tidak. Misalnya saat anak sedang tidur, kemudian mendengarkan suara didekatnya dia langsung bangun dan menangis. Hal tersebut menandakan bahwa responnya terhadap suara sudah cukup baik.
Apabila sudah terdeteksi mengalami gangguan pendengaran, seorang anak bisa dinyatakan dengan dua kondisi, yaitu bisa disembuhkan secara total atau hanya bisa diberi rehabilitasi pendengaran atau alat bantu pendengaran.

Oleh karena itu, perlunya menjaga kebersihan lingkungan sekitar ibu hamil agar tidak terjadi infeksi virus taksoplasma dan juga melakukan deteksi dini gangguan pendengaran pada anak menjadi dua kunci penting.

Acara bincang Raisa itu dimoderatori oleh dr. Valentina Dian Juwitawati
dari Departemen Ilmu Kesehatan THT-KL FK-KMK UGM Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada. (Yuga Putri/Reporter)