FK-KMK UGM. Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH, hadir sebagai pembicara dalam Reviving The Health Education in Gaza Symposium, Sabtu (25/10/2025). Kegiatan diselenggarakan secara hybrid di Wish More Hotel, Turki, dan melalui Zoom. Dalam simposium ini, Prof. Yodi berbagi upaya dan rencana FK-KMK UGM dalam membangkitkan kembali pendidikan kedokteran di Gaza, Palestina.
Prof. Yodi mengungkapkan bahwa UGM memiliki kesamaan dengan sekolah-sekolah kedokteran di Gaza, yakni dibangun berlandaskan perjuangan atas kemerdekaan. Oleh karena itu, kemerdekaan, termasuk dalam hal pendidikan, adalah bagian penting dalam UGM. Kini, FK-KMK UGM telah meluluskan lebih dari 10.000 dokter yang berorientasi pada masyarakat, akuntabilitas sosial, dan pendidikan interprofesional.
Sebagai upaya FK-KMK UGM dalam membangkitkan kembali sekolah kedokteran di Gaza, FK-KMK UGM bekerja sama dengan Pemerintah melalui Scholarship for Health and Medical Development oleh Indonesian AID. Program ini bertujuan untuk membangun kembali tenaga kesehatan di Palestina, melestarikan pertukaran antarbudaya, dan memajukan kerja sama.
Prof. Yodi menjelaskan, beasiswa ini merupakan beasiswa penuh bagi mahasiswa kedokteran Palestina untuk belajar dan mengembangkan diri secara praktis di FK-KMK UGM. Beasiswa mencakup biaya pendidikan, biaya hidup, biaya perjalanan, asuransi kesehatan, akomodasi, kursus bahasa, dan dukungan darurat lainnya, serta terbatas untuk mahasiswa kedokteran di Palestina yang dipilih oleh Dekan universitas terkait.
“Pada 2025 ini, penerima beasiswa diprioritaskan pada mahasiswa kedokteran dari Gaza yang mana kegiatan belajarnya terdampak oleh perang, sehingga mereka dapat menyelesaikan pembelajaran dan berbagai pelatihan yang dibutuhkan,” ujar Prof. Yodi.
Dekan FK-KMK UGM berharap, para wisudawan nantinya dapat kembali ke Palestina untuk mengabdi sebagai tenaga kesehatan, berkontribusi dalam pemulihan pascakonflik, stabilitas, dan perdamaian jangka panjang melalui pembangunan kapasitas kesehatan. “Itu adalah flagship program yang saat ini kami miliki, yang kami tawarkan, dan kami usahakan untuk dimulai secepatnya,” kata Prof. Yodi.
Selain melalui beasiswa dan dukungan pengajaran, FK-KMK UGM memiliki beberapa inisiatif lainnya untuk membantu menghidupkan kembali pendidikan kedokteran di Gaza. Berbagai upaya yang akan FK-KMK UGM lakukan antara lain menyediakan kursus singkat tentang pengembangan fakultas dalam pedagogi kesehatan dan pemulihan sistem kesehatan; mengembangkan kurikulum, asesmen pengajaran, dan alat-alat simulasi OSCE online bersama; membentuk kluster penelitian bersama terkait rekonstruksi sistem kesehatan pascakonflik, pemulihan kesehatan mental, dan ketangguhan pendidikan kedokteran; serta mempublikasikan ringkasan kebijakan kolaboratif mengenai bagaimana pendidikan kesehatan berkontribusi dalam membangun perdamaian dan rekonstruksi sosial.
Pada pengujung sesi, Prof. Yodi mengungkapkan kerja sama yang diharapkan adalah kerja sama berkelanjutan. Prof. Yodi berharap, FK-KMK UGM dapat membangun kerja sama “twin department” dengan sekolah-sekolah kedokteran di Gaza. Selain itu, FK-KMK UGM juga berinisiatif untuk membuat pusat pendidikan kesehatan akademik regional yang mendukung Gaza dan daerah-daerah lainnya yang terdampak krisis, serta membangun ekosistem kesehatan Gaza yang mandiri secara akademis.
“Semoga ini bisa terwujud karena kami percaya bahwa dengan menghidupkan kembali sekolah-sekolah kedokteran di Gaza, kita turut membangkitkan harapan, hubungan sosial yang erat, dan landasan perdamaian yang abadi,” tutup Prof. Yodi.
Selain Prof. Yodi, turut hadir para dekan dan akademisi lainnya dari berbagai universitas di dunia. Perwakilan dari Islamic University Gaza, Al-Azhar University Gaza, Palestine University Gaza, dan salah satu lulusan dari universitas di Gaza memaparkan tentang situasi akademis sebelum dan setelah perang.
Sementara itu, Prof Dr. M Loubani (Gaza Educate Medics), Prof. Dr. Orhan Alimoglu (University of Medanyat), Dr. Athanasios Hassoulas (Cardiff University), Prof. Dr. Jamalludin Bin Ab.Rahman (International Islamic University Malaysia), Prof. Dr. Regien Biesma-Blanco (University of Utrecht), dan Abi Kelly (Royal College of Surgeons in Ireland) saling berbagi upaya dan inisiatif untuk menghidupkan kembali pendidikan kedokteran di Gaza selama perang. Sesi ditutup dengan pemaparan dari Dr Riyad Masharqah mengenai kebutuhan universitas-universitas kesehatan di Gaza dan prospek kerja sama antara Turki dan Palestina.
Partisipasi Dekan FK-KMK UGM sebagai pembicara pada Reviving The Health Education in Gaza Symposium merupakan salah satu wujud upaya FK-KMK UGM dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Inisiatif FK-KMK UGM dalam membangkitkan kembali sekolah kedokteran di Gaza turut mendukung SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera; SDG 4: Pendidikan Berkualitas; SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur; SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan; SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh; dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Upaya FK-KMK UGM membuka kemitraan global dan akses terjangkau terhadap pendidikan kedokteran untuk mahasiswa Gaza, sekaligus menjadi wujud pemenuhan hak asasi manusia terhadap pendidikan yang terdampak perang. (Penulis: Citra/Humas)




