FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM meluluskan 42 dokter baru pada Pelantikan DokterPeriode I Tahun Akademik 2023/2024 pada Selasa (10/10) di Ghra Sabha Pramana UGM.
Ketua Prodi Kedokteran, Dr. dr. Denny Agustiningsih, M.Kes., AIFM menyampaikan Laporan Kelulusan Dokter Baru Periode I Tahun Akademik 2023/2024. Pada periode ini, dokter baru yang dilantik terdiri dari 19 dokter laki-laki dan 23 dokter perempuan dengan rata-rata IPK 3,65.
Dalam sambutannya, Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH bercerita bahwa salah satu alumni FK-KMK UGM yang melakukan praktek di Medical Office of Manhattan. Tak hanya praktek, Dr. Josephine Julian juga menjadi pemilik klinik layanan kesehatan tersebut. Ini menjadi bukti atas kualitas alumni FK-KMK UGM yang memiliki banyak prestasi.
Selain Dr. Josephine Julian, dalam pelantikan ini hadir pula alumni FK-KMK UGM untu memberikan sesi motivasi. Alumni tersebut adalah dr. Trisasi Lestari, M.Med.Sc yang mengabdikan dirinya di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar).
dr. Sasi memberikan paparan mengenai Peluang dan Tantangan Pelayanan Kesehatan di Daerah 3T. Beberapa daerah 3T memiliki jumlah dokter yang masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan provinsi yang ada di Pulau Jawa. Ini menunjukkan bahwa mengabdikan diri di daerah 3T berpeluang besar karena saingan tidak sebanyak yang ada di Pulau Jawa. Selain itu, pendapatan yang bisa didapatkan di daerah 3T justru lebih besar. “Dokter baru tidak perlu khawatir dengan update informasi dan teknologi karena di daerah 3T pun internet sudah bisa kita nikmati,” jelas dr. Sasi.
Namun, tantangan pelayanan kesehatan di daerah 3T juga tidak mudah. Banyak beban terkait sarana prasarana dan kepatuhan pengobatan pasien. Menurut cerita dr. Sasi, perawat di Timika memiliki kreativitas tinggi untuk menangani hal tersebut. “Untuk kepatuhan pengobatan pada pasien Tuberkulosis anak, para perawat menggunakan puzzle yang bisa dilengkapi jika mereka rajin minum obat,” tambahnya.
Tak hanya perawat, para dokter juga memiliki semangat yang tinggi untuk mengabdi. “Dokter-dokter kami memiliki ketelatenan tinggi. Jika ada pasien yang tidak datang ke Puskesmas, kami akan melakukan kunjungan untuk mengetahui alasannya,” jelas dr. Sasi.
Melalui pengalaman pelayanan kesehatan di Timika, dr. Sasi berharap akan banyak dokter muda yang memiliki minat mengabdi di daerah 3T. Terdapat banyak pengalaman yang tidak bisa didapatkan dari kota besar. “Kita tidak bisa mengatakan kualitas hidup di daerah 3T lebih rendah karena justru di sana polusi itu tidak ada,” pungkas dr. Sasi. (Nirwana/Reporter)