Dekan FK-KMK Membuka Seminar Nasional HPU

FK-KMK UGM. Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., SpOG(K) membuka seminar nasional Health Promoting University (HPU), Jumat (18/10) di hotel UC UGM.

“Tingginya penyakit kronis akibat perubahan gaya hidup masyarakat tidak bisa diabaikan. Hal tersebut berelasi dengan tingginya beban belanja kesehatan negara. Semoga seminar kali ini mampu mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk bisa memulai hidup sehat dan mengurangi tingginya beban penyakit kronis,” ungkapnya.

Seminar yang digelar tim HPU UGM dengan mengusung tema: “Health Promoting University: Menciptakan Universitas sebagai Pusat Kesehatan dan Kesejahteraan” tersebut menghadirkan keynote speaker dari Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementrian Kesehatan RI, dr. Riskiana.

“Upaya promotif dan preventif menjadi fokus tematik yang harus diperhatikan. Sesuai dengan arahan presiden yang meminta adanya generasi unggul untuk Indonesia hebat di tahun 2025, agar mampu menghadapi bonus demografi di tahun 2030. Jika kita terlambat merespon ini maka yang terjadi adalah disaster demografi. Oleh karenanya penting untuk melakukan reorientasi tindakan kuratif ke promotif preventif,” paparnya.

Dokter Riskiana juga menambahkan bahwa 67% penduduk Indonesia adalah orang yang produktif. Keterlambatan mereorientasi dari kuratif ke preventif promotif memungkinkan 67% penduduk tersebut menjadi dependen. Belajar dari hasil Riskesdas 2018, penyakit tidak menular pada usia 10 tahun ke atas menjadi lebih dominan.

“Jika masih dalam rentang usia kurang dari 10 tahun masih bisa dicegah dengan imunisasi,  karena termasuk kategori penyakit infeksi. Namun, untuk usia lebih dari 10 tahun tidak bisa dicegah dengan imunisasi. Hal tersebut karena penyakit tidak menular kuncinya adalah di perubahan perilaku. Kalau kita gagal melakukan perubahan perilaku, maka negara kita tidak akan mampu bersaing,” tegasnya.

Seminar nasional yang digelar selama satu hari ini banyak mengupas permasalahan implementasi HPU di Indonesia, menjaga kebugaran dengan membudayakan aktivitas fisik di lingkungan kampus, serta membangun tata ruang dan bangunan sehat, aman dan ramah difabel di kampus.

Selain itu, pada sesi panel kedua, fokus pada permsalahan kesehatan mental di lingkungan kampus terutama mengenai penanganan perundungan dan pelecehan serta mewujudkan lingkungan bebas asap rokok, alcohol, obat terlarang maupun peningkatan peran literasi kesehatan dalam pengambilan keputusan kesehatan di era digital.

Secara umum, seminar nasional ini bertujuan untuk meningkatkan literasi kesehatan dan  mempromosikan program Health Promoting University serta diseminasi ke universitas lain. (Wiwin/IRO)