Daging Melimpah saat Idul Adha, Harus Bagaimana?

FK-KMK UGM. Setiap tahun, umat muslim rutin merayakan Hari Raya Idul Adha. Namun, setiap tahun pula banyak kebingungan muncul perihal cara menyimpan dan mengolah daging qurban yang baik dan benar sehingga terwujud perilaku konsumsi yang bertanggung jawab, sebagaimana tujuan dari capaian SDGs 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.

Dalam kesempatan kali ini, Dr. Rio Jati Kusuma, S.Gz., MS dari Program Studi Gizi Kesehatan FK-KMK UGM berbagai pengetahuan tentang cara penyimpanan dan pengolahan daging qurban yang sesuai dengan prinsip kesehatan. Momentum melimpahnya daging qurban, diselaraskan dengan perilaku konsumsi yang baik dapat mendorong terwujudnya tujuan SDGs 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

Rio menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan daging qurban yang baru didapatkan. “Pertama, perhatikan apakah ada kotoran yang menempel pada daging. Jika ada kotoran, jangan dicuci, cukup hilangkan bagian yang kotor dengan cara dipotong,” jelasnya. Dirinya juga menjelaskan bahwa sebelum daging masuk freezer, sebaiknya dipotong kecil-kecil dan dimasukkan ke dalam plastik. Selanjutnya daging disimpan di dalam chiller selama kurang lebih 1 hari.

Cara pengolahan yang dianjurkan adalah memasak dengan suhu rendah. “Misalnya direbus. Pengolahan dengan suhu tinggi (dibakar), tidak disarankan. Apa lagi jika daging bersentuhan langsung dengan api. Itu akan menyebabkan munculnya senyawa penyebab kanker,” tambah Rio.

“Menambah bahan makanan sebagai pengempuk daging diperbolehkan, itu tidak mengubah nilai gizi dalam daging,” jelas Rio. Memasak dengan tekanan tinggi dengan alat presto juga masih aman karena daging tidak dimasak dengan suhu tinggi dan tidak bersentuhan langsung dengan api. Edukasi ini selaras dengan tujuan SDGs 2 Tanpa Kelaparan.

Terakhir, Rio memberikan tips supaya bisa makan daging qurban dengan tetap memperhatikan keseimbangan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. “Makan daging tetap harus diimbangi dengan sayur dan buah sebagai asupan serat. Untuk resep tertentu tidak ada, sayur bisa dimasak sesuai selera masing-masing,” tambahnya. (Nirwana/Reporter:Editor Putri. Sumber foto: detik.com).