Current Update on Assisted Reproduktive Technology

Dalam rangka meningkatkan hubungan kerjasama internasional antar-universitas, perlu dikembangkan upaya penjajakan antar-universitas terkait. Salah satu topik yang menjadi isu penting di internasional adalah mengenai Assisted Reproductive Technology (ART).

Sudah 30 tahun yang lalu sejak bayi tabung pertama, Louis Brown lahir pada tanggal 25 Juli 1978 oleh Patrick Steptoe dan Robert Edwards di Bourn Hall Clinic, United Kingdom. Sekarang, kurang lebih 5 juta bayi di seluruh dunia telah sukses dilahirkan melalui teknik ART. Kemajuan pengetahuan dan teknologi membawa ART sebagai prosedur untuk menyelesaikan masalah infertilitas.

Di samping tingkat keberhasilannya, ada beberapa issue yang berkembang dalam bidang ART, khususnya IVF (In Vitro Fertilization), seperti keamanan pasien, outcome neonates, ethico legal, dan biaya tindakan. Perkembangan yang kontinyu dalam bidang stimulasi ovarium, prosedur laboratorium, cryopreservation, embryo transfer dan methode seleksi embryo telah dilakukan untuk mengatasi problem tersebut.

Mild ovarian stimulation dan maturasi in vitro mempunyai prospek yang menjanjikan sekaligus menantang ketika IVF menghadapi syndrom hiperstimulasi ovarium, medikasi dengan harga yang sangat mahal, dan issue etik dari pembekuan embryo.  Setiap prosedur di laboratorium bertujuan tidak hanya mendapatkan oosit dan sperma yang terbaik tapi juga untuk mendapatkan embryo yang terbaik yang bisa di transfer ke cavum uterus. Sejumlah parameter telah dikembangkan dan bisa di aplikasikan untuk penilaian oosit, sperma, embryo baik secara invasive maupun non invasive.

Cryopreservasi untuk sperma, oosit, embryo, jaringan ovarium dan jaringan testikular telah dikembangkan dengan hasil yang menjanjikan. Tidak hanya pasangan infertile, tapi juga pria dan wanita yang mengalami  “non ovarian malignancy”, bisa mendapatkan keuntungan dari perkembangan ini. Bank jaringan ovarium dan testicular menjadi harapan besar dalam hal preservasi fertilitas untuk pria dan wanita yang termasuk dalam grup ini.

Issue terbaru yang menantang dalam area ART adalah issue tentang penggunaan sel pluripoten dalam bidang reproduksi.  Embryonic stem cells, adult stem cells atau  induced pluripotency stem cells (iPS) sangat potensial untuk menyelesaikan problem premature ovarian insufficiency atau pasien azoospermia. Meskipun banyak issue etis muncul seiring dengan treatment ini.

Dr. Mulyoto Pangestu, Ph.D adalah peneliti dan staf pengajar di Reproductive Biology Education Program, Monash Institute of Medical Research, Melbourne, sekaligus staf pengajar di Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Riset Dr. Mulyoto tentang pembekuan sperma hewan dengan cara sederhana dan murah telah mengantarnya meraih penghargaan tertinggi (Gold Award) dalam kompetisi Young Inventors Awards, yang diadakan majalah The Far Eastern Economic Review (FEER) dan Hewlett-Packard Asia Pasifik, pada tahun 2001. Beliau juga mendapatkan NIH Grants (1999 – 2002) on mouse sperm cryopreservation, serta Monash IVF Grants (2003 – 2004) on preservation and transplantation ovarian tissue. Dalam rangka meningkatkan kerja sama internasional dan Continuing Medical Education (CME), Dr. Mulyoto Pangestu, Ph.D akan melakukan kuliah tamu dan kunjungan ke Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada pada tanggal 8 Februari 2012.

Contact Person:

Sekretariat UPPM, FK UGM
Gedung KPTU lt. 2 FK UGM
No telp. 0274- 560 300 ext 205 atau

dr. Ratri Wulandarai (+6285643903393)

email: ratri.wd@gmail.com

Berita Terbaru