FK-KMK UGM. Center for Bioethics and Medical Humanities (CBMH) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan forum diskusi (Raboan Online) yang bertajuk “Breaking Bad News In Surgery: linical Ethics and Legal Considerations” yang disampaikan oleh dr. Carolina Kuntardjo, Sp.B., FINACS., AIFO-K., S.H., M.H., dokter spesialis bedah dan hukum kesehatan. Acara yang dimoderatori oleh dr. Nur Azid Mahardinata berlangsung selama hampir dua jam ini disiarkan melalui live streaming kanal YouTube CBMH UGM, Rabu (14/4).
Carolina Kuntardjo, Sp.B., FINACS., AIFO-K., S.H., M.H., ia menjelaskan hal yang perlu dipikirkan saat memberikan bad news kepada pasien. “Pertama, tentunya pasti etik karena kehidupan kedokteran selalu berhubungan dengan manusia dan etik itu yang terutama. Tetapi, ada juga hubungannya dengan hukum, keterbukaan/disclosure dan kerahasiaan yang bertujuan untuk pengambilan keputusan bersama antara dokter dan pasien. Ingat, kita berada di negara hukum, sehingga jangan lupa etika pasti ada hubungannya dengan hukum yang terwujud dalam informed consent” ujarnya.
Melansir dari World Health Organization (WHO) tentang Global Health Ethics Key Issue (2015), dr. Carolina menyebutkan bahwa, “etik dan hukum itu saling melengkapi, tetapi apabila terjadi konflik antara etik dan hukum. Maka, dasarnya tetap etik,” tuturnya.
Sejalan dengan WMA Declaration on the Relation of Law and Ethics (2019), “etik dan hukum berhubungan erat, terkadang pada suatu momen. Mungkin, masalah hukum itu justru menyebabkan kita melanggar etik tetapi apapun itu yang terjadi etik tetap bertanggung jawab sebagai dasarnya. Bahkan, apabila perlu dalam kondisi melanggar atau terdapat suatu pertentangan, hukum itu justru harus mestinya dirubah bukan etiknya yang dilanggar,” imbuhnya.
“Karena kita adalah manusia, pasti berhubungan dengan manusia apalagi kita sebagai tenaga kesehatan. Sehingga bukan seperti mesin yang rusak bisa langsung diganti, lain halnya dengan manusia rusaknya disini, bisa nanti akibatnya mungkin beda. Jadi, kita harus memegang etik,” pungkas dr. Carolina saat mengakhiri presentasi. (Arif AR/Reporter)
Selengkapnya acara di https://youtu.be/ry4W_-hN7Qk