Big Data dan AI dalam Wujud Transformasi Digital Patient Care

FK-KMK UGM. Big data dalam konteks transformasi digital dapat didefinisikan sebagai kumpulan data yang sangat besar dan kompleks, dihasilkan dari berbagai sumber, termasuk media sosial, sensor, perangkat mobile, dan sumber data lainnya. Big data memiliki 5 karakteristik, yakni volume (jumlah), velocity (kecepatan), variety (jenis), veracity (keaslian), dan value (makna) yang sangat besar. Dengan demikian, big data bukan hanya dimaknai sebagai kumpulan dataset yang besar saja, melainkan juga kompleks, heterogen, dan bermakna. Dengan value nya yang besar, big data merupakan sebuah aset yang tidak dapat ditangani dengan analisis data sederhana. Big data memerlukan pendekatan khusus berupa interpolasi data.

Dalam era Healthcare 4.0, big data menjadi salah satu komponen penting untuk membawa kemudahan dalam mobilitas data dimanapun dan kapanpun sehingga memudahkan pasien dan dokter dalam mengakses dan memprosesnya. Dalam konteks ini, big data dapat digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data kesehatan yang sangat besar, sehingga memberikan wawasan yang berharga dalam pengambilan keputusan di bidang kesehatan

Sebagai wujud dukungan dan komitmen dalam mewujudkan transformasi digital, Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM mempersembahkan kuliah praktisi dengan tema “Big Data Application For Hospital Management and Patient Care” Pada Kamis (21/03). Kuliah praktisi ini menghadirkan Dr. Mardhani Riasetiawan, SE Ak, MT selaku Kepala Biro Transformasi Digital Universitas Gadjah Mada, Annisa Ristya Rahmanti, MS, PhD, RD selaku Dosen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, dan dr. Herindita Puspitaningtyas selaku Praktisi Cancer Registry (HBCR) RSUP dr. Sardjito.

Dalam kuliahnya mengenai Big Data dan Pengembangannya, Dr. Mardhani Riasetiawan, SE Ak, MT menjelaskan big data sebagai sebuah media yang menyediakan insight atau respon terhadap sekumpulan data set yang ada sehingga data tersebut menjadi bermakna dalam merumuskan kebijakan. Selain itu, big data juga berperan dalam klasifikasi dan standarisasi data yang masih bertebaran menjadi suatu big data yang solid dan dapat diterjemahkan. Dengan demikian, big data menjadi sebuah baseline dari pengolahan data terkini

Kepala Biro Transformasi Digital Universitas Gadjah Mada tersebut menyampaikan, “Saat ini UGM bersama FK-KMK tengah menyiapkan health care big data yang akan mengintegrasikan data-data seputar kesehatan dan kualitas hidup mahasiswa dengan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.”

“Nantinya, kami akan menyiapkan data warehouse dan menghimpun data-data meliputi data primer seperti ketersediaan faskes, data laboratorium, farmasi, data klinik, data rawat inap, dan lain-lain. Data primer kemudian di-trigger dengan data transaksional meliputi data pasien, diagnosis, konsultasi, terapi medis, dan consent. Keduanya kemudian diolah dan disimpan menjadi Big Data dalam sebuah data warehouse. Data-data ini menjadi data valid yang relevan untuk dijadikan dasar-dasar perumusan kebijakan, penelitian, pendidikan, hingga pengabdian yang berorientasi di dalam lingkup Universitas Gadjah Mada,” tambah Doktor Mardhani.

Selanjutnya, Annisa Ristya Rahmanti, MS, PhD, RD dalam sesi diskusinya terkait Studi Data Klaim dan RME multi-site Terintegrasi pada Analisis Data Kesehatan di Taiwan menjelaskan bahwa Big Data dan serangkaian transformasi digital ini perlu dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasien, personalized care dan precision medicine, menjalin hubungan yang baik antara pasien dengan penyedia layanan kesehatan, serta menurunkan hospitality cost.

Annisa turut menambahkan, “Tantangan bagi implementasi Big Data pada sistem pelayanan kesehatan adalah bagaimana data tersebut dapat terhimpun dengan lengkap dan terpercaya (bulking and event ingestion) sehingga dapat diproses secara realtime agar menghasilkan data yang spesifik, aman, dan komprehensif untuk kemudian ditransformasikan ke dalam kebijakan-kebijakan dan penelitian dalam pengembangkan standar layanan kesehatan.”

Pada sesi kuliah terakhir, dr. Herindita Puspitaningtyas selaku Praktisi Cancer Registry (HBCR) RSUP dr. Sardjito, juga membagikan pengalamannya terkait implementasi Big Data pada setting klinik. Menurutnya, Big Data berperan penting dalam metode deteksi dini, data justifikasi peningkatan layanan kanker, penentuan prioritas layanan, alokasi anggaran, justifikasi pengadaan alat, penambahan ruang rawat, mengevaluasi efektivitas layanan (utilisasi radioterapi, hingga proyeksi kasus dan perkembangan data di masa depan).

Kuliah pakar dengan tema “Big Data Application for Hospital Management and Patient Care” memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian Poin 4 SDG’s tentang Pendidikan Berkualitas dan Poin 9 tentang Inovasi, Industri, dan Infrastruktur. Dalam konteks pendidikan berkualitas, kuliah ini tidak hanya menyediakan akses ke pengetahuan terkini tentang penggunaan Big Data dalam manajemen rumah sakit dan perawatan pasien, tetapi juga memberikan pelatihan praktis kepada mahasiswa dan akademisi dalam menerapkan teknologi ini.

Dengan demikian, melalui kuliah ini, kualitas pendidikan meningkat karena menyediakan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri kesehatan saat ini. Di sisi lain, dalam hal inovasi, industri, dan infrastruktur, kuliah ini mendorong pengembangan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan dalam manajemen rumah sakit dan perawatan pasien. Dengan menerapkan Big Data, rumah sakit dapat meningkatkan efisiensi operasional mereka, memperbaiki pengalaman pasien, dan mengoptimalkan sumber daya. Ini tidak hanya membantu dalam memperkuat industri kesehatan secara keseluruhan tetapi juga mendorong pengembangan infrastruktur teknologi informasi yang lebih baik dalam lingkungan kesehatan. Dengan demikian, kuliah ini berperan penting dalam mencapai tujuan SDG’s terkait pendidikan berkualitas dan inovasi dalam sektor industri dan infrastruktur. (Assyifa/Reporter)