Umumnya para lulusan kedokteran banyak yang tertarik melanjutkan studi ke jenjang spesialis. Sementara itu, ada banyak peluang dijalur lain, misalnya saja sebagai Perwira Prajurit di Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dalam acara Sosialisasi Penerimaan Perwira Prajurit (PA PK) TNI (khusus tenaga kesehatan) Tahun Ajaran 2017 yang diselenggarakan di Ruang Auditorium Fakultas Kedokteran (FK) UGM (23/3), Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., PhD menegaskan dalam sambutannya, bahwa lulusan kedokteran kebanyakan memilih jalur mainstream sebagai spesialis. “Padahal, ada jalur lain yang mungkin selama ini tidak dikenali. Bahkan mungkin tidak tahu informasi tentang itu. Dan bisa jadi itu panggilan hidup kalian. Buka hati, buka pikiran, terbukalah untuk diinspirasi. Kami menyakini, di ruangan ini ada yang terinspirasi untuk berkarier di TNI,” ungkapnya.

Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat Mayor Jendral TNI dr. Bambang Pratomo Sulistyanto M.M memaparkan, peran tenaga kesehatan saat perang itu sangat besar karena itu berkaitan dengan kelangsungan hidup satu negara, tetapi itu pada tahun sekitar 1800-an pada saat perang generasi pertama. Sedangkan untuk saat ini, tenaga kesehatan ditempatkan dirumah sakit. Di mana fokusnya adalah pembinaan kesehatan bagi para TNI.

“Tenaga kesehatan yang ditempatkan di TNI Angkatan Laut perlu adaptasi terhadap lingkungan saat berlayar dilaut. Bahkan, dokter dan perawat yang ditempatkan di kapal selam harus lulus uji kompetensi awak laut,” tutur Kepala Lembaga Kesehatan Kelautan, dr. Arie Zakaria, SP.OT. Hal tersebut dikarenakan di dalam kapal banyak hal yang perlu diatur, misalnya pengaturan suhu, penggantian oksigen, air bersih, bahkan sterilisasi kapal selam dari serangga dan penyakit.

Lebih lanjut, dr. Didik. Kestito, Sp.U.MM.Bs. menjelaskan mengenai tugas pokok dinas kesehatan angkatan udara adalah melakukan dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan anggota TNI AU dan masyarakat umum. (Siti Rohmah Megawangi/Reporter)