[slideshow_deploy id=’13197′]
Malang – “Fakultas Kedokteran UGM sebagai panutan (fakultas lain) selalu mengambil bagian penting berkontribusi mewujudkan UGM menuju kelas dunia.” Kalimat tersebut disampaikan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Iwan Dwiprahasto ketika menyampaikan arah kebijakan UGM menuju kelas dunia yang menjadi pembuka Rapat Kerja Tahunan (RKT) FK UGM 26-27 Januari 2017 di Malang. FK UGM menempati urutan pertama untuk kegiatan penelitian, pengabdian masyarakat dan publikasi jurnal internasional di UGM. Jumlah mobilitas mahasiswa dan dosen tiap tahunnya juga menyumbang poin dalam perankingan UGM versi QS World Class University (WCU). Selain itu, Professional Behavior yang sudah lama diterapkan FK UGM sebagai Bioetika dan Humaniora Kedokteran yang antara lain meliputi pendidikan perilaku professional saat ini mulai dikembangkan di beberapa fakultas.
Prof Iwan memaparkan Kebijakan Umum UGM (2012-2037) yang meliputi periode Pemantapan (2012-2017), Pendalaman (2017-2022), Pematangan (2022-2027), Penceraham (2027-2032) dan periode Kepemimpinan (2032-2037). Di tahun 2017 yang merupakan periode Pendalaman (2017-2022), UGM menetapkan kebijakan bidang pendidikan mulai dari mengembangkan pendidikan lintas disiplin, meningkatkan kemandirian dalam sistem penerimaan mahasiswa baru, menjadikan pendidikan pascasarjana sebagai tulang punggung dan meningkatkan jiwa inovasi entrepreneurship. Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui Education for Sustainable Development (EfSD) sebagai implementasi nilai-nilai ke-UGM-an, dan program-program seperti akreditasi internasional, teaching industry, joint research academy, rumah produksi akademik, siberkampus sebagai menara ilmu dan kanal pengetahuan UGM, innovative academy dan socio-entrepreneurial center. Adapun untuk mendukung kebijakan di bidang penelitian, UGM mengembangkan pusat-pusat unggulan iptek, pengembangan Intensif Pusat Inkubasi dan Joint Corporate Laboratories serta program- program pengembangan mulai dari sains teknopark, multikampus dengan joint research academy di Asia-Afrika, teaching factory hingga University Science Technopark bidang-bidang strategis lintasdisiplin. “Dalam rangka membangun komitmen dan mengembangkan entrepreneur, akademik harus akuntabel, transparan, dinamis, fleksibel, punya kompetensi untuk masa depan dan paparan awal pada tantangan profesi. Bisa jadi ke depan akan berdiri kampus UGM di Singapura[?]” imbuh Prof Iwan. Pilar ketiga dalam Tridharma yaitu pengabdian kepada masyarakat diimplementasikan UGM melalui program KKN-PPM sebagai rujukan global RCE/Regional Centers of Expertise on Education, Sustainable Community Empowerment Model, Small Medium Size Technology dan berbagai program berbasis inovasi penelitian yang unggul dan berjangkauan internasional.
Menurut Wakil Rektor Prof Iwan Dwiprahasto, (kita) tidak perlu alergi dengan sistem perankingan, justru perankingan oleh QS WCU menjadi momentum bagi UGM untuk berubah, berbenah diri dan terus memperbaiki kapasitas. Apabila UGM diam saja, otomatis ranking akan terus merosot karena hakikat paradigma perubahan kalau (kita) tidak mau berubah maka perubahan yang akan mengubah (kita).
Dalam presentasi tentang target-target kinerja fakultas menuju World University Ranking (WUR) oleh Ketua Kantor Jaminan Mutu (KJM) UGM Prof Indra WIjaya Kusuma, peranan FK UGM dalam menunjang UGM sebagai WCU kembali dipertegas. Tahun 2016, UGM berada di posisi ranking QS WUR 501-525 meningkat dari tahun 2015 yang ada di kisaran ranking 551-600. Dan untuk QS AUR (Asia University Ranking), UGM di posisi 105 naik dari posisi 137 di tahun 2015. Kategori life sciences and medicine masih dominan dengan kontribusi FK UGM (serta fakultas agriculture & forestry) yang sangat tinggi. Mengapa WUR dan WCU penting? Prof Indra menjelaskan bahwa WCU adalah top 500 ranking dunia versi QS dan menjadi salah satu indikator keberhasilan kerja sama dengan universitas luar negeri sebagai bagian dari internasionalisasi perguruan tinggi.
Bagaimana FK UGM berkontribusi? yaitu dengan terus meningkatkan reputasi akreditasi internasional, publikasi di Scopus, presentasi di event internasional, internasionalisasi dosen dan mahasiswa, serta meningkatkan peringkat QS by subject medicine atau nursing. Pada saat sesi diskusi tanya jawab, muncul pertanyaan mengapa tidak ada komponen pengabdian masyarakat dalam 10 indikator QS WUR & AUR? Padahal itu menjadi salah satu pilar tridharma dan UGM memiliki banyak kegiatan pengabdian masyarakat termasuk KKN-PPM. Prof Indra juga sangat menyayangkan hal ini, UGM sudah menjelaskan bahwa salah satu nilai penting perguruan tinggi adalah adanya pengabdian masyarakat. Tapi QS merasa kesulitan untuk memasukkan kriteria tersebut. Begitu pun dengan publikasi internasional, DPP UGM melaporkan jumlah publikasi dosen meningkat tajam tapi sayang tidak semuanya masuk dalam jurnal terindeks Scopus (open access) sehingga citasi rendah. HAKI dan paten juga sudah ada, tapi sayang tidak terekam QS.
Hari pertama RKT 2017 FK UGM difokuskan pada paparan narasumber UGM terkait WCU dan WUR, presentasi tentang sinergi rencana kerja FK UGM-RSS oleh Senat, Dekan FK UGM dan Direktur RSS serta sesi dinamika kelompok untuk memperkuat team building. Adapun hari kedua lebih difokuskan pada diskusi 9 kelompok, terdiri atas kelompok pusat kajian dan laboratorium, 5 kelompok bidang ilmu yaitu Klinis Bedah, Klinis Non Bedah, Keperawatan, Biomedis, IKM dan Gizi, serta 3 kelompok program studi yaitu S1 dan Skills Lab, S2 dan S3, PPDS. Dekan Prof Ova Emilia menegaskan bahwa tahun 2017 adalah tahun perpindahan (dari inisiator menjadi inovator) universitas penghasil ‘Future Leader’ hingga pada akhirnya UGM menjadi ‘Leader’ di 2037. Diperlukan ethics, bioethics, nation dan character building plus jiwa entrepreneur untuk meraih mimpi yang ditargetkan di tahun 2037. Semua bergerak untuk mewujudkan mimpi bersama termasuk FK UGM sejalan dengan tema RKT FK UGM 2017 “Bergerak dan Bersinergi Mendukung Pengakuan Internasional”.
Dekan dan jajarannya pun telah menetapkan road map FK UGM selama periode kepemimpinan 5 tahun ke depan (2017-2021) untuk mendukung UGM menuju World Ranking University. Tahun 2017 FK UGM fokus pada pengembangan konsep dan sarana-prasarana untuk Academic Health System (AHS), implementasi program pendidikan lintas profesi intra FK (CFHC), pengembangan proposal riset2 multi disiplin, pengembangan sistim manajemen pengembangan produk penelitian kesehatan serta pengembangan dan inisasi konsep kampoeng sehat di DIY.
Terkait Struktur Organisasi dan Tata Kelola (SOTK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) telah disetujui oleh Senat Akademik. Bagan organisasi sedang dalam perbaikan karena kantor Hukor UGM mengharuskan semua departemen/prodi/unit harus tampak dalam bagan termasuk komite kurikulum dan asesmen serta perubahan nama Departemen Pendidikan Kedokteran dan Bioetika. Naskah akademik sedang disusun untuk disajikan ke SA dalam hal perpindahan Bioetik dari Departemen Kedokteran Keluarga, Komunitas dan Bioetika ke Departemen Pendidikan Kedokteran dan Bioetika. Profil RKAT 2017, penerimaan pendidikan mencapai 36,51% dengan pengeluaran dana untuk pendidikan 33%, penelitian 30%, pengabdian masyarakat 2%, tata kelola 31% dan untuk kerja sama strategis berkelanjutan 4%. FK UGM diapresiasi karena proporsi pengeluaran dana untuk penelitian 30%, persentase paling tinggi di antara fakultas-fakultas lain.
Dekan Prof Ova menyampaikan 4 kata kunci yaitu AHS, transdisiplin, translational dan trend setter yang akan mewarnai program- program FK UGM dan terefleksikan dalam tema RKT 2017. Prof Ova juga menekankan peran departemen sebagai kunci perkembangan perguruan tinggi karena departemen menjadi fondasi untuk program-program studi sarjana, pasca sarjana, PPDS 1-2 sekaligus sebagai tempat para dosen dikembangkan karir akademik dan keilmuannya. Tanpa kecukupan dosen yang berkualitas maka kredibilitas program studi yang ditopang akan menurun, dan pengembangan ilmu melalui penelitian & pengabdian masyarakat terhambat. Pengembangan lintas departemen telah dipetakan dengan hasil kajian departemen-departemen biomedis dan IKM menjadi pendukung departemen-departemen klinik, sebagai penghubung dalam program-program translational.
Dr Rukmono Siswishanto, SpOG(K) Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Dr Sardjito mengungkapkan, “Fakultas Kedokteran tidak bisa hebat tanpa Rumah Sakit Pendidikan yang hebat juga, demikian sebaliknya sehingga harus punya visi yang sama untuk hebat bersama.” Rukmono menambahkan bahwa institusi boleh beda tapi ada hal yang bisa menjadikan satu sama lain saling bekerja sama. Melalui AHS, terjadi integrasi fungsional yang melibatkan Sardjito dan jejaringnya dengan FK UGM dalam ruang lingkup pelayanan, pendidikan, penelitian, keuangan, aset, SDM dan hukum. Secara operasional AHS merupakan harmonisasi resouce sharing secara transparan dan akuntabel untuk memperoleh penambahan benefit bersama yang adil dan berkelanjutan. AHS diharapkan bisa menyatukan 4 keping puzzle yaitu eduation, healthcare, research, community menjadi satu kesatuan komprehensif melalui berbagai agenda bersama.
Output RKT FK UGM 2017 adalah tersusunnya matriks identifikasi partisipasi departemen di prodi dan pusat, serta ditandatanganinya kontrak kesanggupan departemen/prodi/pusat untuk mendukung Quick Win 2017 (11 komponen: publikasi, dosen kualifikasi S3, dosen guru besar, prodi terakreditasi internasional, dukungan penyediaan dosen asing, prestasi mahasiswa di level inernasional, rasio dosen mahasiswa 1:10, mahasiswa berwirausaha, hilirisasi, inovasi fakultas dan penelitian).
Selain itu juga berhasil diidentifikasi hasil bahasan diskusi 9 kelompok mengerucut pada permasalahan SDM (dosen dan tenaga kependidikan) dan aset. Ini menjadi pekerjaan rumah FK UGM untuk melakukan identifikasi terkait optimalisasi kontribusi dosen dalam tridharma dan mapping karakteristik tenaga kependidikan yang perlu pengembangan maupun pelatihan sesuai dengan kebutuhan FK UGM. Di samping SDM, mapping utilisasi gedung dan peralatan fasilitas juga diperlukan untuk optimalisasi sarana-prasarana, dan terkait teknologi informasi perlu website yang selalu ter-update. Dari bidang pendidikan, muncul kemungkinan sit-in antar prodi untuk mata kuliah yang sesuai sejalan dengan semangat transdisiplin dan translational. Di bidang kerja sama, AHS menjadi prioritas untuk mensinergikan FK UGM dan RS pendidikan serta jejaring plus mengintegrasikan komponen-komponen secara fungsional. Tak kalah pentingnya adalah efisiensi mitra kerja sama dalam dan luar negeri termasuk kerja sama dengan industri terkait hilirisasi, serta mengembangakn kegiatan2 pengabdian masyarakat menjadi pemicu penelitian, publikasi dan pendidikan. Fokus bidang penelitian pada implementasi road map riset agar sinergis dengan konsep AHS, dan pengembangan kapasitas manajemen riset. \sari