Belajar Nutrigenomik melalui Labu Kuning dan Genistein Kedelai

FK-KMK UGM. Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM telah melaksanakan webinar dengan topik nutrigenetik pada Rabu (7/9) melalui zoom meeting. Webinar ini mendatangkan 2 pembicara yaitu Prof. Dr. Dra. Sunarti, M.Kes dari Departemen Biokimia FK-KMK UGM dan Dr. Hong Chen dari Department of Food Science and Human Nutrition, University of Illinois Urbana sebagai guest lecture.

Prof. Dr. Dra. Sunarti, M.Kes membawakan presentasi dengan topik “Application of Nutrigenomics in Metabolic Syndrome Disorders”. Menurut paparan beliau, gangguan metabolisme tubuh perlu mendapat perhatian lebih karena gangguan tersebut bisa menyebabkan berbagai gangguan lain. “Gangguan metabolisme tubuh berhubungan dengan banyak hal, oleh karena itu gangguan yang mungkin terjadi juga berbeda-beda”, tambah beliau.

Dalam hasil penelitian yang disampaikan Prof. Dr. Dra Sunarti, M.Kes ditemukan bahwa labu kuning dan beras hitam memiliki kandungan yang bisa digunakan sebagai antidiabetes dan anti hiperkolesterol. “Dari hasil penelitian ini bisa dilihat bahwa diet dengan tepung labu kuning bisa memperbaiki hiperkolesterol pada tikus”, jelas Prof. Dr. Dra. Sunarti, M.Kes.

Guest lecture pada webinar kali ini, Dr. Hong Chen membawakan materi dengan judul “Colon Cancer Tumorigenesis and Molecular Markers for Dietary Prevention”. Ada 3 hal yang dibahas Dr. Hong Chen, yaitu modulasi epitel inang menyebabkan tumorigenesis, gangguan sistem kekebalan usus besar sebagai penanda risiko kanker usus besar, dan hubungan perubahan mikrobiota usus dengan risiko kanker usus besar. “Kanker menempati peringkat penyakit yang paling banyak menyerang penduduk di dunia, tidak hanya melakukan pencegahan tapi kita harus menghentikannya”, jelas Dr. Hong Chen.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Hong Chen ditemukan bahwa genistein kedelai dapat digunakan untuk mengurangi risiko kanker usus besar. “Kita harus mengetahui karakteristik molekuler dari genistein kedelai untuk dapat menggunakannya sebagai pencegahan dalam risiko kanker usus besar”, tambah Dr. Hong Chen. (Nirwana/Reporter)