FK-UGM. Usia harapan hidup manusia dalam satu abad terakhir bertambah. Hal ini mengakibatkan terjadinya beberapa pergeseran, pertama, perubahan pola penyakit di masyarakat termasuk penyakit kulit dari infeksi ke penyakit degenerasi dan autoimun. Kedua, perubahan trend pelayanan kedokteran masa depan yang berfokus pada kedokteran pencegahan dan kedokteran degeneratif.
Kini, dalam bidang dermatologi pun batasan antara penyakit kulit dengan problema kosmetik juga telah berubah. Kelainan yang dulu dianggap sebagai problema kosmetik, saat ini sudah dianggap sebagai penyakit kulit. Setidaknya tersebut disampaikan Staf Departemen Dermatologi dan Venerologi Fakultas Kedokteran UGM, Prof. Dr. dr. Yohanes Widodo Wirohadidjojo, Sp.KK(K)., saat mengawali pidato pengukuhan Jabatan Guru Besar, Selasa (28/11) di balai Senat UGM.
“Salah satu teknologi kedokteran preventif dan regeneratif adalah sel punca kulit manusia. Sel punca merupakan sekelompok sel dalam tubuh yang mampu memperbarui diri sendiri dan mampu berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel. Panen sel punca kulit manusia dapat dilakukan secara enzimatis atau mekanis atau dengan biakan eksplan organ kaya sel punca,” terangnya.
Dalam bidang dermatologi, sel punca kulit manusia mulai dikembangkan untuk berbagai keperluan, di antaranya adalah untuk luka bakar, ulkus kronis, kebotakan rambut, vitiligo, maupun kulit keriput dan berbagai kelainan lain. Sampai saat ini, peneliti masih memfokuskan riset pada sel punca dewasa, karena penelitian dan pemakaian sel punca embrional dari tubuh manusia masih tergajal faktor etik.
Aplikasi sel punca kulit manusia autologus dalam bidang dermatologi dapat berupa aplikasi sel punca yang terisolasi atau aplikasi sel punca yang tercampur atau transplantasi organ yang kaya sel punca. Untuk aplikasi heterolog, para peneliti biasanya masih menggunakan produk sel punca atau sekretom meskipun untuk ini masih diperlukan peneltian lebih lanjut untuk memperbaiki absorbsi perkutan.
“Di banyak negara di Asia, banyak klinik kecantikan yang mengaku mampu melakukan pengobatan sel punca untuk anti-aging. Pada umumnya, pelayanan yang diberikan pada pengobatan kulit keriput adalah dengan teknologi platelet, baik dengan teknologi plasma kaya platelet maupun lisat fibrin kaya platelet, bukan teknologi sel punca,” tegas sosok kelahiran Palembang 62 tahun silam ini. (Wiwin/IRO)