Anemia Defisiensi Besi

Dr. dr. Tri Ratnaningsih, Sp.PK(K)., M.Kes. lulus dengan predikat sangat memuaskan pada Promosi Doktor Program Studi Ilmu Kedokteran dan Kesehatan FK UGM. disertasi beliau berjudul “Penelitian mengenai Evaluasi Validitas Diagnostik dan Kemampuan Prediksi Parameter Hemoglobin Retikulosit untuk Kejadian Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil Aterm dan Bayi 0.3 dan 6 bulan.”

Dalam penelitian beliau menunjukkan bahwa tingginya prevalensi anemia defisiensi besi (ADB) pada anak di bawah 1 tahun berhubungan dengan tingginya kejadian ADB pada ibu hamil. Penilaian status besi untuk kepentingan klinis memerlukan metode yang cepat dan efisien. Content Hemoglobin Reticulocyte (CHr) yang diukur dengan alat Advia dan Reticulocyte Hemoglobin Equivalent (Ret He) yang diukur dengan alat Sysmex dapat memberi informasi defisiensi besi lebih awal dan sangat praktis.

Di Negara berkembang anemia ibu hamil masih tinggi hingga berdampak pada mortalitas dan morbiditas ibu maupun bayi. Kebutuhan besi pada ibu hamil lebih besar dibanding wanita tidak hamil. Oleh karena besi berperan penting dalam kehamilan ibu, proses laktasi, dan tumbuh kembang bayi, maka analisis laboratorium yang akurat untuk deteksi defisiensi besi sangat diperlukan sebelum terjadinya manifestasi klinis.

Skrining defisiensi besi pada ibu hamil aterm yang akan melahirkan dan bayi umur kurang dari 6 bulan di Indonesia masih sangat jarang dan dilaporkan. Skrining ini perlu untuk menilai cadangan besi ibu pada persiapan laktasi juga sebagai acuan perlu tidaknya pemberian suplementasi besi pada ibu menyusui. “Sehingga perlu metode sederhana, cepat dan efisien untuk menilai status besi pada praktik klinik,” ujar beliau.