Alumni FK UGM ‘83 Gelar Operasi Katarak dan Bibir Sumbing Gratis

FK-KMK UGM.  Alumni FK UGM Angkatan 83 beserta RSUD Nyi Ageng Serang dan Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) kembali menggelar operasi katarak dan bibir sumbing gratis. Kegiatan ini diikuti oleh 31 penderita katarak dan 5 penderita bibir sumbing di area Kulon Progo, Rabu (27/2).

Acara dibuka oleh Bupati Kulon Progo, Drs H. Sutedjo, dan juga dihadiri oleh Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., SpOG(K), perwakilan alumni FK UGM ’83, dr. Agus Santoso Budi, SpBP., Dewan Penasehan SPBK PERDAMI, Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek, SpM(K) serta direktur PT INdustri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk, Irwan Hidayat.

“Kesehatan masyarakat tetap merupakan salah satu komitmen kerjanya. Salah satunya adalah upaya promotif dan preventif berupa edukasi mengenai kesehatan mata, serta pendataan secara mendetail melalui puskesmas-puskesmas yang tersebar di wilayah Kulon Progo,” ungkap Bupati Sutedjo dalam sambutannya.

Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Ova Emilia, juga turut menyampaikan kekagumannya atas komitmen Pemerintah Kulon Progo dalam upaya pemeliharaan kesehatan warganya. Beliau juga menuturkan bahwa keterlibatan alumni FK-KMK UGM dalam acara bakti sosial di RSUD Nyi Ageng Serang ini juga merupakan salah satu bentuk pengabdian FK-KMK UGM kepada masyarakat.

Jumlah kasus katarak sendiri terus mengalami peningkatan hingga kurang lebih 260.000 kasus per tahun. Jika ditotal, sekitar 1 juta orang membutuhkan operasi katarak. Mantan Menteri Kesehatan RI sekaligus Penasihat Perdami, Prof. dr. Nila F Moeloek, ketika ditemui siang ini menuturkan bahwa katarak merupakan penyebab dari hampir 80% kebutaan di Indonesia.

“Peningkatan jumlah penduduk lansia berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah penderita katarak, sehingga dengan adanya kerjasama antar instansi ini sangat membantu bagi masyarakat yang membutuhkan,” sambungnya.

Sementara itu Direktur RSUD Nyi Ageng Serang, dr. Sandrawati Said, M.Kes., juga menghimbau kepada masyarakat agar lebih peduli pada kesehatan mata, salah satunya dengan pemeriksaan berkala untuk deteksi dini sehingga upaya pencegahan dapat lebih optimal. “Menurut saya sebenarnya kasus katarak itu banyak terjadi, namun tidak banyak yang terdeteksi karena rendahnya kesadaran dari masyarakat itu sendiri untuk memeriksakan dirinya. Kerapnya pasien dating ke rumah sakit saat sudah merasa sakit, padahal untuk mengecek kesehatan mata tidak harus menunggu ada keluhan,” ujarnya. (Kontributor; Foto: dok. Panitia)