Aktivasi Senyawa Aktif Herba Ciplukan Bagi Penderita Diabetes

FK-KMK UGM. Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyebab utama kematian dan menjadi ancaman serius bagi kesehatan global. Pada tahun 2019, prevalensi DM mencapai 433 juta orang, atau sekitar 9,3% dari populasi dunia.

International Diabetes Federation pada 2021 memproyeksiksikan bahwa prevalensi DM akan terus meningkat menjadi sekitar 10,2% pada tahun 2030 dan mencapai 10,9% pada tahun 2045.

Rita Rakhmawati, S.Farm., M.Si., apt., mengangkat isu ini ke dalam disertasinya yang berjudul  “Bioassay guided isolation senyawa aktif herba ciplukan (Physalis angulata l.) termonitor glucose consumption assay: isolasi dan identifikasi, molecular docking, dan penelusuran mekanisme aksinya pada sel myoblast”.

Herba Ciplukan (Physalis angulata l.), dikenal sebagai agen antidiabetes karena kaya akan antioksidan seperti asam lemak tak jenuh, alkaloid, tanin, glikosida, flavonoid, saponin, fenol, steroid, dan terpenoid.

Berkat penelitian ini, Rita memperoleh gelar doktornya, setelah mempertahankan disertasinya yang berjudul “Bioassay guided isolation senyawa aktif herba ciplukan (Physalis angulata l.) termonitor glucose consumption assay: isolasi dan identifikasi, molecular docking, dan penelusuran mekanisme aksinya pada sel myoblast” pada Ujian Terbuka Program Doktor Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) yang dipimpin oleh Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., MPH, Ph.D., pada Selasa (17/9) di Auditorium Tahir Foundation FK-KMK UGM.

Disertasi tersebut di promotori oleh Prof. Dr. apt. Mae Sri Hartati Wahyuningsih, M.Si.,  Prof. Dr. apt. Mustofa, M.Kes., dan dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D dengan penguji dr. Dwi Aris Agung N., M.Sc., Ph.D., Dr. rer. nat. apt. Arko Jatmiko W, M.Sc., Dr. rer.nat apt. Nanang Fakhrudin, M.Si., dan Prof. Drs. Jumina, Ph.D., sebagai penguji internal (FK-KMK UGM) serta Prof. Dr. apt. Gemini Alam., M.Si., sebagai penguji eksternal (Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin).

“Rita ini adalah mahasiswa yang rajin, ulet dan pantang menyerah serta memiliki etos kerja yang sangat baik. Penelitian ini berkontribusi untuk pengembangan obat bahan alam usulnya obat antidiabetes,” tegas Prof Mae.

Rita menjelaskan bahwa ketika melakukan pencarian senyawa aktif pada bahan alam, Ia dipandu oleh bioassay pada senyawa aktif herba ciplukan (Physalis angulata l.). Sehingga giat sains ini ditargetkan untuk mendulang  aktivitas antidiabetes secara farmakologi.

“Penelitian ini bisa dikembangkan lagi dan dikolaborasikan dengan berbagai pihak, karena ini adalah temuan yang pengembangannya baru akan dimulai,” pungkas apt. Arko.

Sebagai apresiasi, dr. Dwi pun menambahkan bahwa temuan ini memiliki kelebihan khusus di mana lebih cepat dalam mendeteksi penderita diabetes dalam durasi tidak lebih dari 1×24 jam dibandingkan aptec assay.

Meskipun, terdapat kekurangan dalam penggunaan metode bioassay guided isolation dengan teknis laboratorium yang lebih sulit sehingga dibutuhkan pengulangan hingga replikasi secara konsisten.

Hadirnya doktor baru ini menjadi salah satu bentuk komitmen FK-KMK UGM terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yakni Kehidupan Sehat dan Sejahtera (SDG 3), Pendidikan Berkualitas (SDG 4), Industri, Inovasi, dan Infrastruktur (SDG 9), Berkurangnya Kesenjangan (SDG 10), serta Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (SDG 12). (Isroq Adi Subakti/Reporter)