FK-KMK UGM. Kreativitas mahasiswa merupakan bentuk dari kepekaan dan inovasi mahasiswa dalam mengkritisi lingkungan sekitar dan menyelesaikan persoalan di masyarakat secara nyata. Untuk mendukung dan mengapresiasi kreativitas mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada berkolaborasi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menyelenggarakan Student Creativity Festival (SCF) pada Sabtu (9/3/24).
“Bagi kami, prestasi yang perlu diapresiasi bukan hanya diukur berdasarkan skala akademik, melainkan juga non-akademik dan kepekaan sosial” ungkap dr. Didik Setyo Heriyanto, Ph.D, Sp.PA(K), Sekretaris Tim Pembina Kemahasiswaan FK-KMK UGM.
Sebagai mahasiswa dengan latar belakang pendidikan di bidang kesehatan, mahasiswa FK-KMK UGM diharapkan dapat bersaing dan unggul di dalam lingkup fakultas, nasional, hingga global. Namun demikian, keahlian yang dipelajari diharapkan tidak hanya terbatas pada bidang akademik sebagai mahasiswa kesehatan saja, tetapi juga dalam bidang lain sesuai dengan minat dan bakat individu. Untuk itu, kepekaan sosial dan kemampuan kreativitas perlu diasah demi mempersiapkan diri dan menorehkan prestasi.
Menghadirkan partisipasi mahasiswa, Student Creativity Festival (SCF) diharapkan dapat menjadi sebuah platform penting untuk menggali dan mengekspresikan potensi kreatif mahasiswa di luar lingkup akademis. Melalui penyelenggaraan talkshow, pameran proyek Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), dan pameran karya kreativitas lain seperti fotografi, lukisan, dan puisi, kegiatan ini menjadi wadah inklusif bagi mahasiswa untuk menampilkan bakat dan kreativitas mereka. Lebih dari sekadar pameran, festival ini juga memiliki tujuan untuk menginspirasi dan mendorong mahasiswa agar aktif berpartisipasi dalam program kreativitas mahasiswa dan berbagai kompetisi yang relevan. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan non-akademis mereka, memperluas wawasan, serta meningkatkan rasa percaya diri dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Terdapat perwakilan mahasiswa masing-masing program studi yang telah berhasil meraih rentetan medali dalam ajang PKM, hadir dalam rangkaian acara talkshow seputar PKM. Perwakilan mahasiswa tersebut, yakni Zhafira Mafaz dan Janveri Balige dari program studi Kedokteran, Salsa Novalimah dan Nisrina Athyra dari program studi Sarjana Gizi, serta Kartika Puspita Sari dan Alif Fitri Holifah dari program studi Ilmu Keperawatan. Talkshow mendiskusikan terkait bagaimana persiapan serta pelaksanaan PKM mulai dari pra program, implementasi program, kompetisi, hingga pasca program. Pada sesi talkshow, narasumber menyatakan alasan ketertarikannya mengikuti kompetisi PKM karena ajang ini merupakan salah satu kompetisi penelitian berbasis ilmiah paling bergengsi dengan skala nasional yang diselenggarakan, diakomodasi, dan didanai langsung oleh KEMENDIKBUD RISTEK setiap tahunnya. Selain itu, kemajuan IPTEK dan populernya tren penelitian berbasis integrasi Artificial Intelligence dalam bidang kesehatan menjadikan mahasiswa FK-KMK tertarik untuk meneliti dan berpartisipasi langsung dalam program.
“Dalam penyusunan proposal program penelitian sebagai seleksi tahap pertama, brainstorming merupakan langkah terpenting. Sebagai mahasiswa, kita harus up to date dan kritis terhadap hal-hal di sekitar kita untuk menemukan persoalan dan solusi yang dapat menyelesaikannya. Perhatikan juga visibilitasnya. Usahakan untuk menyusun rencana penelitian yang advance tetapi tetap terjangkau dari aspek waktu, biaya, dan sumber daya,” pesan Zhafira.
Salsa menambahkan, “Tips lolos pendanaan adalah tinjauan literatur. Kita harus membuat latar belakang yang powerful untuk mendukung mengapa penelitian atau program ini urgent untuk dilaksanakan. Lebih lanjut, dari segi teknis, pastikan penyusunan proposal sesuai dengan kaidah kepenulisan yang tertera pada buku pedoman. Jangan ragu untuk meminta pendampingan dari PKM Center serta memaksimalkan peran dosen pembimbing untuk memberikan feedback.”
Kartika turut berpendapat bahwa hal yang tak kalah penting dalam pelaksanaan penelitian atau program PKM adalah manajemen konflik dan kerja sama dalam tim. Perbedaan dan keberagaman latar belakang tentu menimbulkan kemungkinan konflik dan selisih pendapat selama bekerja sama. Untuk itu, team building dan komitmen antar individu sangat diperlukan. Kartika juga berpesan, “Ikut PKM ini gak ada ruginya, kalau tidak dapat pendanaan bisa diajukan untuk kompetisi artikel ilmiah, pun kalau masih gagal bisa dijadikan topik penelitian skripsi atau tugas akhir di kemudian hari.”
Kemeriahan Student Creativity Festival menunjukkan tingginya minat dan inovasi mahasiswa dalam berkreasi melalui karya serta kegiatan penelitian untuk mengkritisi lingkungan sekitar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini tidak hanya terfokus pada pengembangan kreativitas semata, melainkan juga pada peningkatan karakter dan pengembangan keterampilan soft skills mahasiswa. Dengan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memamerkan karyanya, mereka dapat memperoleh pembelajaran tentang kolaborasi, komunikasi, dan manajemen waktu yang diperlukan untuk menghasilkan karya berkualitas. Selain itu, kegiatan ini juga berperan sebagai platform untuk memperkuat solidaritas dan kerjasama antar-mahasiswa dari berbagai program studi dalam kluster kesehatan. Dengan demikian, pameran kreativitas ini tidak hanya menjadi wadah untuk menampilkan karya, tetapi juga merupakan bentuk dukungan dan apresiasi terhadap potensi serta pencapaian mahasiswa di luar ranah akademis, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada perkembangan pribadi dan profesional mereka. (Assyifa/Reporter)