Ahli Epidemiologi UGM Jawab Keraguan Publik: Uji Klinis Vaksin TBC Terbukti Aman

FK-KMK UGM. Menanggapi maraknya pemberitaan dan perdebatan publik terkait uji klinis vaksin tuberkulosis (TBC), Pusat Kedokteran Tropis (PKT) FK-KMK UGM merilis episode terbaru TropmedAsk pada Jumat, 16 Mei 2025 melalui kanal media sosial resmi mereka. Episode yang mengangkat topik “Indonesia Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Bill Gates? Ini Kata Ahli!” menghadirkan narasumber utama dr. Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D., seorang ahli epidemiologi FK-KMK UGM, untuk memberikan penjelasan ilmiah sekaligus meluruskan miskonsepsi yang berkembang.

Dalam video tersebut, dr. Riris Andono Ahmad yang akrab disapa dr. Donnie menyebut bahwa perbedaan pendapat di masyarakat merupakan hal yang wajar, dan bahkan menunjukkan adanya kepedulian publik terhadap isu kesehatan. Namun, ia menegaskan pentingnya masyarakat mengakses informasi dari sumber terpercaya agar tidak mudah terpengaruh oleh narasi yang menyesatkan.

Salah satu diksi yang ramai dibicarakan adalah istilah “kelinci percobaan” untuk menyebut relawan dalam uji klinis. Menanggapi hal ini, dr. Donnie menyatakan bahwa istilah tersebut tidak tepat karena dalam proses uji klinis, partisipasi bersifat sukarela dan tidak bisa dipaksakan. Bahkan, hanya individu yang memenuhi kriteria seleksi ketat yang dapat terlibat. Prosedur ini sesuai dengan prinsip etik dan regulasi internasional, termasuk prinsip Good Clinical Practice (GCP).

Uji klinis vaksin TBC yang saat ini menjadi sorotan merupakan uji fase ketiga, yaitu tahap lanjutan yang fokus pada pembuktian efektivitas vaksin dalam mencegah TBC. Dua fase sebelumnya telah menilai keamanan vaksin, dan tidak akan dilanjutkan ke fase ini jika tidak terbukti aman. Seluruh proses pengujian diawasi oleh lembaga independen baik di tingkat nasional maupun internasional, guna memastikan tidak adanya risiko besar terhadap peserta.

Lebih lanjut, dr. Donnie menyoroti bahwa Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia, dengan sekitar satu juta kasus dan 130 ribu kematian setiap tahunnya Terkait keberadaan vaksin BCG yang telah lama digunakan, dr. Donnie menjelaskan bahwa vaksin tersebut memang tidak memberikan proteksi penuh terhadap penularan. BCG hanya efektif dalam mengurangi keparahan TBC pada anak-anak, namun belum mampu memberikan perlindungan jangka panjang hingga dewasa. Karena itu, pengembangan vaksin yang lebih baik menjadi langkah penting yang harus didukung, salah satunya melalui uji klinis yang ketat dan terukur.

Menanggapi keterlibatan Bill Gates dalam pendanaan vaksin ini, dr. Donnie menilai bahwa peran tersebut masih berada dalam kerangka filantropi global, sebagaimana kontribusinya dalam pengendalian berbagai penyakit menular di dunia. Meski wajar jika ada kritik, ia mengajak masyarakat untuk menilai dari sisi manfaat yang lebih luas, terutama jika potensi dampaknya bagi kesehatan masyarakat Indonesia sangat besar.

Inisiatif ini sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, yang menekankan penguatan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular, termasuk TBC. Selain itu, kegiatan ini juga mendukung SDG 9: Inovasi dan Infrastruktur serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, dengan mendorong kolaborasi antara institusi ilmiah, pemerintah, dan filantropi internasional untuk menghasilkan solusi kesehatan yang berdampak nyata.

Melalui edukasi publik seperti TropmedAsk, FK-KMK UGM dan PKT UGM terus mengupayakan literasi kesehatan berbasis sains untuk masyarakat Indonesia. Harapannya, informasi yang kredibel dan akurat dapat menjadi dasar pengambilan keputusan yang rasional, serta mendorong dukungan terhadap upaya pencegahan penyakit yang lebih efektif dan berkelanjutan. (Kontributor: Muhammad Ali Mahrus).