Yogyakarta – HDSS (Health and Demography Surveillance System) yang bertujuan mendukung pencapaian indikator demografi dan kesehatan masyarakat merupakan kegiatan surveilans longitudinal pada penyakit menular, penyakit tidak menular, intervensi kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan. Dimulai sejak tahun 2014 di Kabupaten Sleman Provinsi DIY, saat ini telah menyelesaikan penelitian tahap pertama berupa pengumpulan data dasar. Program penelitian berbasis populasi yang digagas FK UGM dengan mengandeng Pemda Sleman ini berhasil mengkompilasi gambaran identitas dan karakteristik penduduk yang bertempat tinggal minimal selama 6 bulan berturut-turut di kabupaten Sleman. Data dasar berkaitan dengan status sosial, demografi dan ekonomi penduduk dengan target 5.400 rumah tangga di kabupaten Sleman.
Sepanjang tahun 2014, proses persiapan untuk pengumpulan data dasar telah dilakukan dengan berbagai dinamika penelitian sehingga penting adanya evaluasi sekaligus perencanaan tahun selanjutnya. Dan Selasa (3/2), Tim Peneliti HDSS Sleman yang diketuai dokter Fatwa Tetra Sari, MPH, PhD menggelar “Workshop Evaluasi dan Perencanaan HDSS Sleman” bertempat di Ruang Sidang Utama FK UGM dengan mengundang mitra potensial dari Dinas Kesehatan dan Bappeda Kabupaten Sleman. Dari target 5.400 responden, sampai sejauh ini yang berhasil diwawancara 1.717 rumah tangga dari 78 kluster. Pengambilan data mundur dari jadwal semula karena masih belum rampungnya penyiapan sampel frame yang berkualitas dan pengembangan aplikasi. Pemkab Sleman sangat terbantu dengan data dasar HDSS seperti data kepemilikan jaminan kesehatan yang dinilai informatif oleh Pemkab Sleman karena selama 2 tahun terakhir (dan ke depannya) Pemkab Sleman merencanakan jaminan kesehatan bagi seluruh penuduk di wilayah Sleman. Data lain yang didapatkan, misal mayoritas Kepala Keluarga di wilayah Sleman perempuan utamanya dari sosial ekonomi menengah ke bawah, lebih kurang sama dengan yang dimiliki Pemkab Sleman.
Pada panel kedua disampaikan kebutuhan data dari Pemkab Sleman yang bisa difasilitasi HDSS, antara lain data pernikahan dini utamanya di daerah tujuan wisata, gambaran tren penyakit terkait HIV/AIDS, perilaku pengguna jaminan kesehatan di layanan primer, dan beberapa masalah yang membutuhkan penanganan segera seperti DBD, TBC, dan data penyakit tidak menular. Diharapkan kebutuhan pemkab Sleman bisa dipetakan permasalahannya di wilayah-wilayah tertentu.
Rencana tindak lanjut, Tim HDSS mengagendakan workshop sosialisasi analisa data siklus pertama. Kemudian juga pembuatan peta masalah kesehatan berdasarkan wilayah, dan sosialisasi HDSS dalam ASM 2015 serta menindaklanjuti keanggotaan HDSS Sleman dalam INDEPTH-Network. [sumber: drSanti/IKM]