Penyusunan Rencana Bisnis Strategis Terintegrasi ACADEMIC HEALTH CENTER (AHC)

20140902_120328

Yogyakarta (03/09/2014. Bertempat di Ruang Pertemuan Utama Gedung Diklat RSUP Dr. Sardjito diadakan workshop Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) Terintegrasi Tahun 2015-2019 pada tanggal 2-3 September 2014. Penyusunan RSB Integrasi diikuti stakeholder Academic Health Center (AHC) meliputi Fakultas Kedokteran UGM, RSUP Dr. Sardjito, RS Akademik UGM, R    SUP Soeradji Tirtonegoro Klaten. Workshop ini merupakan kelanjutan dari program integrasi AHC yang telah digagas sebelumnya, dimana saat ini telah dibentuk Tim Pengembangan Integrasi dengan anggota dari stakeholder terkait. Tim ini telah bekerja dengan melakukan rapat-rapat pengembangan integrasi dan merekomendasikan adanya harmonisasi atau integrasi renstra diantara stakeholders, sebagaimana yang dipaparkan dr. Endro Basuki selaku Wakil Ketua Tim di awal workshop.

Dalam pengantarnya Dirut RSUP Dr. Sardjito yang menyampaikan kabar gembira bahwa rumah sakit ini berhasil meraih akreditasi internasional JCI (Joint Comission International) kategori RS Pendidikan pertama di Asia Tenggara. Dr. Syafak Hanung menambahkan bahwa integrasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan, pendidikan dan penelitian anggota AHC. Rektor UGM yang juga hadir dalam acara ini ikut menyambut gembira atas prestasi RSUP Dr. Sardjito. Prof. Pratikno mengapresiasi adanya pembentukan AHC dan berharap dapat menjadi rujukan nasional dalam inovasi pendidikan, pelayanan dan riset kesehatan. Dalam kesempatan tersebut Rektor juga menjanjikan kerjasama yang lebih luas antara RS Pendidikan dan fakultas-fakultas di lingkungan UGM. “Amazing word kita adalah bahwa kita harus menjadi rujukan kemajuan, dan together we do better”, paparnya.

Hari pertama workshop lebih banyak membahas konsepsi dan koreksi idealita sebuah resntra. Idealnya renstra diturunkan dari visi-misi organisasi, dituangkan dalam renstra organisasi dan organ-organ di bawahnya, sehingga dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi. Dua Narasumber Konsultan yang dihire Kemenkes Yassierli, ST, MT, Ph.D dan Dr. Ir. Budhi Prihartono, DEA, menggaris bawahi fenomena banyaknya organisasi yang menganggap renstra sekedar menjadi kelengkapan dokumen administrasi. Menyusun renstra relatif sangat mudah, yang justru sulit adalah mengaplikasikan renstra dalam aktivitas organisasi sehingga dapat mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien. Sulitnya aplikasi renstra seringkali diakibatkan oleh proses penyusunan renstra itu sendiri. “Idealnya renstra disusun berdasarkan visi dan misi organisasi, diturunkan menjadi renstra organisasi, renstra unit dan organ-organ dibawahnya, sampai ke personel. Ibarat bermain bola, renstra mesti mempertimbangkan apa potensi yang dimiliki, tantangan yang dihadapi lalu strategi apa yang akan dimainkan? Inti renstra adalah arah dan prioritas strategis, Renstra  in Action”, paparnya.

Hari kedua workshop membahas tentang peta jalan dan pokok-pokok rumusan strategis integrasi diantara seluruh anggota AHC. Istilah AHC juga diusulkan diubah menjadi Academic Health System (AHS) sehingga integrasi menjadi lebih luas dan lebih dalam termasuk kemungkinan integrasi organisasi. “Renstra integrasi tidak bisa disusun sekarang karena organisasi AHS belum ada. Tetapi proses ini juga akan ditempuh manakala organisasi sudah terbentuk. Jadi tidak masalah kita lakukan sekarang”, terang Yassierli menanggapi pertanyaan peserta workshop.

Diakhir workshop disusun agenda untuk langkah selanjutnya paska workshop ini yang meliputi beberapa kegiatan yaitu: 1) Workshop penyusunan peta jalan pelayanan unggulan tersier, 2) Workshop peta jalan penelitian bersama, 3) Pembentukan Tim Pengembangan Integrasi dan aspek legalnya, 4) Penyelesaian Roadmad AHS (TOR) Tim Integrasi, 5) Pembentukan Bakor, 6) Presentasi ke Dirjen terkait di Kemkes dan Kemendikbud. (AW)