FK-KMK UGM Perkuat Riset Vaksin Rotavirus melalui Training of Trainer dan Kick Off FGD di Maluku

FK-KMK UGM. Pusat Kajian Kesehatan Anak (PKKA-PRO), Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM)  menyelenggarakan kegiatan Training of Trainer (ToT) dan Kick Off Focus Group Discussion (FGD) site Maluku sebagai bagian dari upaya penguatan riset kesehatan anak di Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan pada 7–8 Desember 2025 di Provinsi Maluku dalam rangka penelitian bertajuk “Acceptability of Rotavirus Vaccine and Implementation Drivers and Barriers of Rotavirus Vaccination Program in Indonesia”, yang bertujuan mengkaji penerimaan masyarakat serta faktor pendorong dan penghambat implementasi program vaksinasi rotavirus, khususnya di wilayah sentinel.

Rotavirus hingga saat ini masih menjadi salah satu penyebab utama gastroenteritis berat pada anak usia di bawah lima tahun di tingkat global, termasuk di Indonesia. Penyakit ini berkontribusi signifikan terhadap angka rawat inap dan kematian anak. Meskipun pemerintah telah memperluas program vaksinasi rotavirus secara nasional sejak 2023, cakupan vaksinasi di berbagai daerah masih tergolong rendah. Kondisi tersebut menegaskan pentingnya penelitian berbasis bukti untuk memahami dinamika penerimaan vaksin di masyarakat dan mendukung perbaikan kebijakan serta implementasi program imunisasi.

Melalui pendekatan penelitian kualitatif, PKKA-PRO FK-KMK UGM melakukan pengumpulan data di sembilan provinsi sentinel, termasuk Maluku, dengan menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) dan In-depth Interview (IDI). Kegiatan ToT yang dilaksanakan pada 7 Desember 2025 difokuskan pada peningkatan kapasitas tim interviewer lokal. Peserta dibekali pemahaman mengenai alur penelitian, teknik komunikasi yang efektif, serta prinsip etika dalam proses wawancara agar pengumpulan data berjalan sesuai standar ilmiah.

Selanjutnya, Kick Off FGD site Maluku yang dilaksanakan pada 8 Desember 2025 melibatkan sepuluh informan yang terdiri dari unsur masyarakat dan tenaga kesehatan setempat. Diskusi difokuskan pada pengetahuan, sikap, dan praktik masyarakat terkait diare serta vaksinasi rotavirus, termasuk persepsi risiko, pengalaman layanan kesehatan, hingga faktor sosial dan budaya yang memengaruhi pengambilan keputusan imunisasi. Hasil diskusi ini diharapkan dapat memberikan gambaran kontekstual yang kuat mengenai tantangan dan peluang implementasi vaksinasi rotavirus di tingkat daerah.

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini tidak terlepas dari kolaborasi erat antara tim PKKA-PRO FK-KMK UGM, tim interviewer di Maluku, tenaga kesehatan puskesmas, serta masyarakat yang berperan sebagai informan utama. Sinergi lintas pihak tersebut memperkuat kualitas riset sekaligus memastikan relevansi temuan dengan kebutuhan lapangan.

Kegiatan tersebut berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs, khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui upaya penurunan angka kesakitan dan kematian anak akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan berbasis pelatihan dan pembelajaran berkelanjutan, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui penguatan sistem riset kesehatan yang berkualitas dan berkelanjutan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kolaborasi antara akademisi, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam mendukung program kesehatan nasional. (Kontributor: Dhimas Sholikhul Huda).