FK-KMK UGM. Tim Departemen Parasitologi bersama Pusat Kajian Bioetika dan Humaniora Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan program penguatan literasi kesehatan anak dengan pendekatan kreatif berbasis dongeng dan drama audio. Program ini dikembangkan sebagai bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman kesehatan anak usia sekolah dasar melalui media pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, dan mudah dipahami.
Inisiatif ini menyasar anak-anak sekolah dasar sebagai kelompok sasaran utama, dengan harapan materi dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Program pengembangan dan penyusunan materi edukasi ini dilaksanakan sepanjang tahun 2025 dan dirangkum dalam bentuk policy brief sebagai dasar rekomendasi kebijakan dan implementasi di tingkat pendidikan dasar.
Dalam policy brief yang disusun oleh tim pengabdian FK-KMK UGM, dijelaskan bahwa literasi kesehatan anak di Indonesia masih menjadi tantangan serius. Rendahnya kemampuan anak dalam mengakses, memahami, dan memanfaatkan informasi kesehatan berdampak langsung pada perilaku hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan risiko penularan penyakit infeksi. Literasi kesehatan dipahami sebagai fondasi penting dalam membentuk kebiasaan sehat yang berkelanjutan hingga usia dewasa, sehingga intervensi sejak dini menjadi sangat krusial.
Anak-anak dipandang sebagai kelompok dengan risiko tinggi terhadap penyakit menular karena sistem kekebalan tubuh yang masih berkembang, keterbatasan pemahaman tentang kebersihan, serta tingginya aktivitas bermain yang melibatkan interaksi langsung dengan lingkungan. Faktor lain seperti mobilitas penduduk, perbedaan budaya kesehatan, serta variasi tingkat penerimaan vaksin turut memperbesar potensi paparan penyakit infeksi pada anak.
Sebagai solusi, tim FK-KMK UGM memilih dongeng dan drama audio sebagai media edukasi kesehatan karena tidak bergantung pada layar gawai dan dinilai lebih ramah bagi tumbuh kembang anak. Melalui cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, anak-anak diperkenalkan pada pesan kesehatan seperti menjaga kebersihan diri dan lingkungan, pencegahan demam berdarah, malaria, kecacingan, hingga isu zoonosis.
Beberapa judul cerita yang dikembangkan antara lain “Tobi Pahlawan Cilik”, “Cipluk dan Kelambu Putih”, “Lulu dan Cacing Jahat”, serta “Ajeng dan Misteri Lingkaran Merah”. Selain dongeng cetak, drama audio dikembangkan untuk memperluas jangkauan edukasi melalui radio dan platform digital berbasis audio. Pendekatan ini sekaligus merespons tantangan penggunaan gawai berlebihan pada anak, dengan menghadirkan alternatif pembelajaran yang tetap interaktif tanpa meningkatkan paparan layar.
Melalui program literasi kesehatan berbasis dongeng dan drama audio ini, FK-KMK UGM berupaya menghadirkan model edukasi kesehatan anak yang inovatif, inklusif, dan berkelanjutan. Integrasi materi ke dalam kurikulum sekolah dasar, distribusi buku dan materi audio, serta pemanfaatan media lokal diharapkan dapat memperkuat peran sekolah dan masyarakat dalam membentuk perilaku hidup bersih dan sehat sejak usia dini.
Program literasi kesehatan anak yang dikembangkan FK-KMK UGM turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs, yakni SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui edukasi pencegahan penyakit menular pada anak, SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui pembelajaran kreatif dan inklusif yang mendukung perkembangan anak, SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan melalui penanaman kesadaran kebersihan lingkungan sejak dini, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab melalui pesan pengelolaan sampah dalam cerita, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kolaborasi antara perguruan tinggi, sekolah, media lokal, dan masyarakat dalam memperluas akses literasi kesehatan anak. (Kontributor: Kharisma Dewi).



