FK-KMK UGM. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM menyelenggarakan webinar bertajuk “Persepsi dan Upaya Pengelolaan Berat Badan: Pendekatan Multidisipliner untuk Penanganan Obesitas di Indonesia” bekerja sama dengan Novo Nordisk. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada Kamis, 4 Desember 2025, dengan tujuan membahas persepsi masyarakat terhadap obesitas serta berbagai upaya pengelolaannya di Indonesia dari sudut pandang multidisipliner.
Webinar menghadirkan narasumber dari kalangan peneliti, akademisi, dan klinisi, serta dipandu oleh Digna Niken Purwaningrum, S.Gz., MPH., Ph.D., dosen Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Masyarakat sekaligus peneliti PKMK FK-KMK UGM. Dalam pembukaan, Digna Niken Purwaningrum menyampaikan bahwa peningkatan prevalensi overweight dan obesitas di berbagai negara telah menjadi epidemi global. Kondisi ini terjadi pada seluruh kelompok usia, sehingga diperlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai faktor perilaku, persepsi individu terhadap berat badan, serta strategi pengelolaan yang tepat. Menurutnya, isu obesitas tidak dapat ditangani secara parsial, melainkan membutuhkan pendekatan multidisipliner yang berkelanjutan.
Narasumber pertama, Slamet Riyanto, S.Gz., MPH., peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), memaparkan hasil studi tahun 2024 di beberapa kota besar di Indonesia. Ia menjelaskan adanya perbedaan proporsi overweight dan obesitas berdasarkan cut-off WHO Asia Pasifik dan standar Kementerian Kesehatan. Kelompok yang paling terdampak adalah perempuan usia produktif, berstatus kawin, bekerja di sektor formal, dan berasal dari kuintil ekonomi tertinggi. Temuan ini menunjukkan bahwa hanya sebagian responden yang menyadari perlunya penurunan berat badan, dan lebih sedikit lagi yang benar-benar melakukan upaya penurunan secara terencana.
Dari perspektif antropologi, Prof. Dr. Atik Triratnawati, M.A., Guru Besar Departemen Antropologi UGM, menjelaskan bahwa identitas tubuh dibentuk oleh lingkungan sosial-budaya, keluarga, budaya makan, serta pengaruh media. Dalam sejumlah konteks budaya, tubuh gemuk masih dipersepsikan sebagai simbol kesehatan dan kesejahteraan, sehingga memengaruhi sikap masyarakat terhadap obesitas. Oleh karena itu, intervensi medis perlu disinergikan dengan pendekatan sosial-budaya agar lebih efektif.
Sementara itu, Dr. dr. Gaga Irawan Nugraha, Sp.GK., M.Gizi., menyoroti maraknya metode penurunan berat badan instan yang dipengaruhi oleh tren, rendahnya literasi gizi, serta peran influencer dan industri diet. Ia menjelaskan berbagai metode populer sekaligus menekankan risiko diet ekstrem jika tidak diawasi secara medis. Strategi yang aman, menurutnya, adalah pola makan seimbang, defisit kalori moderat, aktivitas fisik konsisten, perubahan perilaku, serta farmakoterapi bila diperlukan.
Sebagai penutup, Prof. dr. Madarina Julia, MPH., Ph.D., Sp.A(K), Subsp.End., menegaskan bahwa obesitas masih sering dipandang sebagai isu estetika, bukan masalah kesehatan, termasuk pada anak. Padahal, semakin dini obesitas terjadi, semakin besar risiko penurunan harapan hidup. Karena penanganan obesitas tidak mudah, upaya pencegahan sejak dini harus menjadi prioritas utama.
Webinar ini berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui peningkatan kesadaran dan strategi pencegahan obesitas, SDG 4: Pendidikan Berkualitas dengan penguatan literasi kesehatan berbasis bukti ilmiah, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kolaborasi antara institusi akademik, peneliti, praktisi kesehatan, dan mitra industri dalam upaya penanganan obesitas secara komprehensif. (Kontributor: Dewi Rizzky Mutiarasari).




