FK-KMK UGM. Dosen Departemen Patologi Anatomik FK-KMK UGM menjadi pembicara dalam iSEA Conference 2025. Kegiatan ini merupakan forum ilmiah tahunan yang diselenggarakan oleh Imaging Southeast Asia (iSEA) bekerja sama dengan Global Bioimaging, dan berlangsung di Monash University Malaysia pada 12–13 November 2025.
Pada konferensi tersebut, dr. Ery Kus Dwianingsih, Ph.D., Sp.P.A., Subsp. MS(K), Subsp. SM(K) diundang sebagai pembicara untuk menyampaikan materi bertajuk “Pathology Learning for Medical Students Through Innovations, Transforming Pathology Education in Indonesia.” Dalam paparannya, dr. Ery mempresentasikan berbagai inovasi pembelajaran patologi digital yang tengah dikembangkan Departemen Patologi Anatomik.
Salah satu inovasi utama adalah platform Gamapath (Gadjah Mada Pathology), sebuah media pembelajaran yang dirancang untuk mempermudah akses mahasiswa terhadap materi patologi melalui pendekatan visual, interaktif, dan berbasis teknologi. Selain itu, dr. Ery juga memaparkan kolaborasi strategis dengan OMERO.
Kehadiran dr. Ery sebagai pembicara internasional mencerminkan komitmen Departemen Patologi Anatomik FK-KMK UGM dalam mendorong inovasi pendidikan, memperluas jejaring kolaborasi, dan berbagi pengalaman akademik dengan komunitas ilmiah dunia. Langkah ini juga mempertegas peran UGM dalam menghasilkan pembelajaran berbasis teknologi yang dapat meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan di masa depan.
Partisipasi dalam konferensi ini turut memperkuat kontribusi fakultas terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Pengembangan inovasi dan transformasi pendidikan patologi menjadi bagian dari upaya mendukung SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 5: Kesetaraan Gender, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Melalui partisipasi dalam iSEA Conference 2025, FK-KMK UGM kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan inovasi pendidikan patologi digital dan memperkuat kolaborasi internasional. Paparan ilmiah yang disampaikan dr. Ery menjadi bukti bahwa Departemen Patologi Anatomik terus berupaya memperbarui metode pembelajaran agar lebih adaptif dan relevan dengan perkembangan teknologi kesehatan global. (Kontributor: Risa Dewi Ariani).



