F-KMK UGM. Pusat Kedokteran Tropis FK-KMK UGM memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2025 dengan menyelenggarakan Tropmed Talk episode 35 pada Kamis (13/11). Kegiatan ini diselenggarakan dengan berkolaborasi dengan Departemen Fisiologi FK-KMK UGM. Pada episode 35 ini, Tropmed Talk mengusung topik “Yogyakarta Waspadai Lonjakan Influenza Tipe A. Bukan Flu Biasa ?”. Alasan pemilihan topik Tropmed Talk ini bertujuan untuk memberikan tanggapan terkait dengan peningkatan kasus influenza tipe A di Yogyakarta yang cukup signifikan dan edukasi publik terkait kesehatan di musim pancaroba.
Tropmed Talk merupakan salah satu program rutin dari Pusat Kedokteran Tropis FK-KMK UGM yang biasa dipublikasikan dalam platform Spotify. Namun, pada episode 35 ini bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional, Tropmed Talk disajikan dengan nuansa berbeda melalui Instagram @centertropmed. Dengan menghadirkan narasumber dr. Widya Wasityastuti, M.Sc., M.Med.Ed., Ph.D., Sp.KKLP Tropmed Talk episode 35 ini diharapkan dapat menjangkau publik secara luas.
Sebagai pengantar Pusat Kedokteran Tropis FK-KMK UGM memberikan data yang dipublikasikan dari berita nasional Tribunnews. Dalam pemberitaan ini Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat terjadi lonjakan signifikan kasus influenza tipe A dengan mencapai hampir 400 kasus dalam dua pekan terakhir, sejak awal November 2025. Jumlah tersebut, diprediksi akan terus meroket seiring kondisi cuaca yang belakangan semakin tidak menentu.
Pengantar juga diberikan dari pendapat dr. Endang Sri Rahayu selaku Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta yang dikutip dari Harian Jogja Dalam pendapatnya dr. Endang menegaskan gejala influenza tipe A bisa bertahan lebih lama dibandingkan tipe influenza lainya (tipe B).
“Penderita influenza tipe A dapat mengalami gejala hingga dua minggu, sementara influenza lainnya biasanya hanya dua hingga tiga hari,” jekas dr. Endang.
Berikutnya, dr. Riris Andono Ahmad, MPH., Ph.D selaku Ahli Epidemiologi dari Pusat Kedokteran Tropis menyampaikan bahwa di musim pancaroba daya tahan tubuh dapat terpengaruhi sehingga, virus penyebab influenza bisa mudah terjangkit. Selain itu, dr. Riris mengimbau agar masyarakat melakukan upaya pencegahan dengan meminimalisasi kontak dengan orang yang sakit agar virus tersebut tidak menjadi wabah.
Lebih lanjut pada Tropmed Talk, dr. Widya menyampaikan bahwa Influenza tipe A dan flu biasa memiliki perbedaan dalam penyebab, gejala, dan tingkat keparahannya. Influenza tipe A menjadi flu yang tidak benar jika disandingkan dengan flu biasa (common cold). Influenza tipe A muncul dengan awal gejala secara tiba-tiba dengan adanya batuk kering, menggigil, demam, dan kepala berat. Gejala ini menyerang sistem imunitas rendah dengan durasi 1-2 minggu. Bentuk penularan influenza tipe A melalui batuk, bersin, dan kontak fisik.
“Masyarakat yang paling beresiko terdampak influenza ialah lansia, anak-anak, ibu hamil, orang dengan penyakit kronis, dan individu dengan sistem imun rendah,” kata dr. Widya.
Sebagai upaya untuk mengatasinya diperlukan hidup bersih dengan mencuci tangan dengan sabun, menutup mulut dan hidung disaat batuk dan bersin, serta gunakan masker ketika dalam kondisi sakit. Selain itu, pencegahan dapat dilakukan dengan tidur yang cukup, makan bergizi, dan olahraga teratur untuk menjaga imunitas.
Kegiatan Tropmed Talk episode 35 ini sejalan dengan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dikarenakan turut memberikan tanggapan menyebarnya kasus influenza tipe A dan upaya edukasi masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran dalam pencegahanya. Serta, SDG 4: Pendidikan Berkualitas dengan menekankan komitmen pada diseminasi pengetahuan kepada publik (Reporter/Tedy).



