FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) melalui Departemen Parasitologi berkomitmen memperkuat kapasitas ilmiah dan teknis dalam pengendalian penyakit menular, khususnya malaria. Sebagai wujud nyata dari upaya tersebut, FK-KMK UGM mengutus dr. Alfin Harjuno Dwiputro, M.Sc., untuk berpartisipasi aktif dalam 5th Malaria Workshop: Current Tools to Combat Malaria yang diselenggarakan oleh Department of Parasitology, Faculty of Medicine, Universiti Malaya. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari, mulai tanggal 28 Juli hingga 1 Agustus 2025, di kampus utama Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia.
Workshop internasional ini menjadi ajang strategis bagi para peneliti, akademisi, dan praktisi kesehatan dari berbagai negara di Asia Tenggara untuk mendalami isu terkini seputar peningkatan kasus malaria zoonosis. Salah satu topik yang mendapat perhatian besar adalah penyebaran Plasmodium knowlesi, spesies malaria yang semula hanya menginfeksi primata seperti Macaca fascicularis dan Macaca nemestrina, namun kini semakin sering ditemukan pada manusia. Para narasumber menekankan bahwa penyebaran malaria zoonosis menuntut pendekatan lintas sektor yang melibatkan pemantauan populasi primata, pengendalian vektor, dan penguatan sistem diagnostik di daerah endemis.
Selama kegiatan berlangsung, peserta termasuk dr. Alfin mendapatkan pelatihan intensif mengenai teknik diagnostik malaria modern. Salah satunya adalah metode Loop-mediated Isothermal Amplification (LAMP), yaitu teknik molekuler yang dapat mendeteksi DNA parasit malaria dengan cepat dan akurat, bahkan di fasilitas laboratorium dengan sumber daya terbatas. Selain itu, peserta juga mempelajari Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mengidentifikasi gen resisten obat pada Plasmodium falciparum, serta teknik kultur Plasmodium knowlesi dan Plasmodium falciparum secara in vitro guna memahami siklus hidup parasit serta uji efektivitas terapi antimalaria.
Workshop ini juga membekali peserta dengan pemahaman mendalam mengenai morfologi dan biologi vektor malaria, yakni nyamuk Anopheles sp. Peserta dilatih mengenali spesies nyamuk melalui pengamatan mikroskopis, perilaku menggigit, hingga habitat larva yang memengaruhi dinamika penyebaran penyakit. Pemahaman ini menjadi dasar penting untuk merancang strategi pengendalian malaria yang berbasis pada ekologi lingkungan.
Keikutsertaan dr. Alfin Harjuno Dwiputro dalam kegiatan ini menunjukkan komitmen FK-KMK UGM dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang parasitologi dan penyakit tropis. Ia menyampaikan bahwa pelatihan ini membuka wawasan baru mengenai pendekatan molekuler dan ekologi dalam memahami malaria zoonosis, serta bertekad untuk mengintegrasikan pengetahuan tersebut ke dalam riset dan pengajaran di lingkungan FK-KMK UGM.
Partisipasi FK-KMK UGM dalam 5th Malaria Workshop ini turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui peningkatan kapasitas deteksi dan pengendalian penyakit menular, SDG 4: Pendidikan Berkualitas karena adanya pelatihan untuk kemampuan pendidikan, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur lewat penerapan teknologi diagnostik modern dalam penelitian, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim dengan memperkuat pendekatan berbasis lingkungan dalam pengendalian vektor penyakit, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Kontributor: Alfin Harjuno Dwiputro).




