FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada melaksanakan penelitian tinjauan sistematis dan meta-analisis yang mengungkap tingkat kejadian infeksi parasit Toxoplasma gondii pada populasi manusia di Indonesia. Penelitian ini dipublikasikan pada 17 Januari 2025 dalam jurnal BMC Public Health Volume 25, artikel nomor 194, dengan judul “Seroprevalence of anti-Toxoplasma IgG among the human population in Indonesia: a systematic review and meta-analysis”. Penulis artikel tersebut adalah Taufik Mulya Perdana, bersama Alfin Harjuno Dwiputro, Stefanie Kusuma, Artha Maressa Theodora Simanjuntak, dan Frengki Prabowo Saputro Wijayanto.
Penelitian ini menyoroti bahwa Toxoplasma gondii — parasit yang sangat umum dan dapat menginfeksi manusia maupun hewan berdarah panas — mampu menyebabkan komplikasi berat apabila menyerang ibu hamil maupun pasien dengan gangguan sistem imun. Penularan terjadi melalui konsumsi daging kurang matang, sayuran atau air yang terkontaminasi, atau kontak dengan kotoran kucing. Meskipun pada orang sehat sering tanpa gejala, infeksi dapat menyebabkan keguguran, lahir mati, cacat bawaan pada bayi, atau radang otak fatal pada penderita HIV/AIDS.
Analisis mereka mencakup 56 studi dan lebih dari 14.000 peserta dari seluruh Indonesia. Hasil menunjukkan bahwa prevalensi antibodi IgG terhadap T. gondii di antara populasi manusia di Indonesia mencapai sekitar 60,06% (95% CI: 52,22–67,65%). Sub-analisis menunjuk bahwa lokasi penelitian, metode deteksi, populasi risiko tinggi, dan status kelompok populasi berkontribusi pada heterogenitas antar-studi, namun curah hujan tahunan tidak terbukti sebagai moderator yang signifikan. Meskipun demikian, banyak studi yang berasal dari Pulau Jawa sehingga keterwakilan nasional masih terbatas.
Lebih lanjut, penelitian ini menyatakan bahwa kelompok berisiko tinggi seperti pemilik kucing, pekerja pasar hewan, ibu dengan riwayat keguguran, dan penderita imunokompromais menunjukkan prevalensi yang lebih tinggi. Faktor sosial-ekonomi dan budaya seperti akses air bersih, sanitasi, kebiasaan makan serta lingkungan hewan juga ikut memainkan peranan. Peneliti menegaskan bahwa masalah ini lebih dari sekadar medis; ia terkait erat dengan pembangunan kesehatan masyarakat dan pemerataan layanan.
Publikasi ilmiah ini selaras dengan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui upaya mencegah infeksi pada ibu hamil dan pasien imunokompromais, SDG 2: Tanpa Kelaparan dan SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak dengan memacu keamanan pangan dan akses air bersih, SDG 4: Pendidikan Berkualitas dengan adanya publikasi ilmiah, serta SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan dan SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan melalui pemerataan layanan diagnostik dan peningkatan higienitas lingkungan di permukiman padat penduduk.
Penelitian yang dilakukan oleh dosen FK-KMK UGM ini menunjukkan bahwa infeksi Toxoplasma gondii merupakan beban besar yang tersebar di Indonesia. Dengan lebih dari setengah penduduk terinfeksi secara kronis, strategi pengendalian perlu memperkuat edukasi, skrining rutin bagi kelompok rentan, keamanan pangan, dan riset wilayah luar Jawa guna memperluas cakupan data nasional. (Kontributor: dr. Taufik Mulya Perdana, M.Sc.).




