FK-KMK UGM. Tim Pengabdian Masyarakat Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan FK-KMK UGM yang diketuai oleh Prof. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D., berkolaborasi dengan warga RW 12 Kelurahan Demangan, Kemantren Gondokusuman, Kota Yogyakarta dalam membangun gerakan hidup sehat di lingkungan perkotaan. Pada Minggu, 28 September 2025, FK-KMK UGM bersama warga dan pemerintah setempat secara resmi menggelar Deklarasi Kampung Sehat Peduli Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) di Fasilitas Umum RW 12, sebagai langkah nyata untuk menekan tingginya kasus obesitas dan diabetes di masyarakat perkotaan.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi lintas sektor antara universitas, pemerintah daerah, dan masyarakat. Deklarasi tersebut dilatarbelakangi oleh meningkatnya konsumsi minuman berpemanis yang menjadi faktor risiko utama penyakit tidak menular (PTM). Mengacu pada rekomendasi Kementerian Kesehatan RI agar konsumsi gula tidak melebihi 50 gram atau sekitar empat sendok makan per hari, warga RW 12 bersama tim FK-KMK UGM berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran kolektif dalam membatasi konsumsi gula berlebih melalui pendekatan edukatif dan partisipatif.
Acara diawali dengan senam sehat bersama, diikuti sambutan dari Dr. Bagas Suryo Bintoro mewakili tim pengabdian FK-KMK UGM, serta Suleman Pirson Joko Susilo, S.Sos. selaku Lurah Demangan yang menyampaikan apresiasi atas pendampingan UGM dalam edukasi kesehatan masyarakat. Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, drg. Emma Rahmi Aryani, M.M., mewakili Wali Kota Yogyakarta, turut memberikan sambutan sekaligus apresiasi kepada RW 12 sebagai pelopor gerakan kampung sehat di kawasan perkotaan.
Puncak acara ditandai dengan pembacaan dan penandatanganan komitmen bersama oleh warga, perangkat RW, pemerintah kelurahan, camat, Puskesmas Gondokusuman 1, dan perwakilan Pemerintah Kota Yogyakarta. Tindakan simbolis berupa pemasangan stiker “Kampung Sehat Peduli MBDK” di fasilitas umum menjadi penegasan komitmen warga untuk memperkuat budaya hidup sehat. RW 12 sendiri bukan pendatang baru dalam gerakan kesehatan, sebab sejak 2014 wilayah ini telah dikenal sebagai Rumah Bebas Asap Rokok, dan kini memperluas upaya tersebut dengan membatasi konsumsi minuman berpemanis.
Kegiatan ini juga sejalan dengan pencapaian SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, FK-KMK UGM mendukung upaya pencegahan penyakit tidak menular melalui edukasi masyarakat. Program ini turut memperkuat SDG 4: Pendidikan Berkualitas lewat transfer pengetahuan kesehatan berbasis komunitas, serta SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan dengan menciptakan lingkungan yang sehat dan ramah warga.
Selain itu, pembatasan konsumsi minuman berpemanis juga mendukung SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab melalui pola konsumsi yang bijak. Sinergi antara FK-KMK UGM, pemerintah, dan masyarakat ini merupakan wujud nyata implementasi SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dalam membangun model kampung sehat yang berkelanjutan di wilayah perkotaan. (Kontributor: Sinta Ristiyanti, Nia Lestari Muqarohmah).




