Kabar Dekan edisi 1 tahun 2025 Majalah Efkagama

Tema besar: Mendorong Sinergi, Mengawal Transformasi

Dalam beberapa waktu terakhir, sorotan tajam terhadap dunia pendidikan dokter spesialis di Indonesia kian mengemuka. Isu perundungan, transparansi keuangan, hingga tantangan kesehatan mental menjadi cermin untuk secara aktif membenahi dan menjawab kebutuhan masa kini dan masa depan. Menyadari urgensi tersebut, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) mengambil langkah strategis dan historis: membentuk Ikatan Residen (IKARES) sebagai organisasi resmi di bawah naungan fakultas.

IKARES tidak semata hadir sebagai wadah formal. Ia menjadi jembatan yang kokoh antara residen dan institusi, simbol perubahan paradigma menuju pendidikan kedokteran spesialis yang lebih humanis, akuntabel, dan partisipatif. Ini adalah bukti nyata bahwa FK-KMK UGM tidak sekadar berbicara tentang reformasi, tetapi menghidupkannya.

Pembentukan IKARES sebagai organisasi resmi pertama di tingkat fakultas kedokteran di Indonesia menandai tonggak penting dalam sejarah pendidikan dokter spesialis. Harapannya, IKARES dapat tumbuh sebagai mitra strategis dalam menjaga mutu pendidikan, menyuarakan aspirasi dengan cara konstruktif dan terhormat, serta membangun relasi harmonis antar sivitas hospitalia dan akademika. Kepemimpinan dalam IKARES bukan sekadar jabatan administratif—tetapi amanah untuk menciptakan ekosistem belajar yang aman, inklusif, dan bermakna.

Sejalan dengan semangat transformasi tersebut, awal tahun menjadi momen penting dalam Rapat Kerja Tahunan FK-KMK UGM. Kegiatan ini menjadi ruang strategis untuk menyusun agenda kerja fakultas, mengintegrasikan rencana pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Semua itu bermuara pada satu tekad: mendukung Universitas Gadjah Mada dalam mewujudkan visi sebagai universitas kelas dunia yang unggul dan inovatif.

Untuk meningkatkan reputasi internasional, ada langkah-langkah konkret yang terus digencarkan: mulai dari peningkatan publikasi ilmiah di jurnal bereputasi melalui kolaborasi internasional, penguatan H-index dan jejaring riset global, hingga partisipasi aktif dalam survei QS World University Ranking. Tak kalah penting, international exposure diwujudkan melalui program pertukaran mahasiswa, diantaranya TDR Postgraduate Scholarship in Implementation Research dan kolaborasi lintas negara, termasuk dengan Kansai University di bidang keperawatan.

Dalam mendukung integrasi antara pendidikan dan pelayanan kesehatan, FK-KMK UGM mengukuhkan kerja sama dengan berbagai rumah sakit pendidikan—RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, RS Akademik UGM, hingga RSUD Banyumas. Sebuah terobosan besar diwujudkan melalui Komitmen Bersama Sistem Kesehatan Akademik 2025–2029 yang ditandatangani oleh 20 institusi di wilayah DIY dan Jawa Tengah. Ini merupakan kerangka kolaborasi lintas sektor—antara perguruan tinggi, rumah sakit pendidikan, dan dinas kesehatan—untuk mengembangkan sistem kesehatan yang tangguh, adaptif, dan berbasis ilmu.

Komitmen ini bukan hanya dokumen seremonial, tetapi fondasi kerja kolektif yang akan melahirkan tim kerja fungsional, sistem monitoring-evaluasi, dan integrasi antar lembaga yang lebih berdaya guna. FK-KMK UGM menempatkan peran akademisi bukan semata sebagai pendidik, tetapi juga sebagai agen perubahan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.

Sementara itu, penguatan posisi FK-KMK dalam jejaring internasional juga tercermin dari kontribusi aktif dalam proses asesmen Healthy University Rating System (HURS) oleh ASEAN University Network (AUN). Kontribusi ini tercermin melalui visitasi berbagai unit inovatif di lingkungan FK-KMK, seperti Klinik SEHATI, Layanan Psikolog, dan fasilitas aksesibilitas seperti stairlift. Hasilnya, UGM berhasil meraih predikat 5-Star Plus.

Sebagai pengelola ASEAN Journal of Disaster Health Management (AJDHM) melalui AIDHM, fakultas juga terus menunjukkan kepemimpinan ilmiah di tingkat kawasan. Rapat Editorial Board ke-4 dan Steering Committee ke-6 AANDHM mengukuhkan peran aktif Indonesia dalam bidang manajemen bencana kesehatan, termasuk pengembangan riset kolaboratif regional, seperti dalam ARCH2 Project, rencana pelaksanaan 3rd ASEAN Academic Conference on Disaster Health Management, serta penguatan sistem publikasi dan proses peer-review.

Semua langkah strategis ini menunjukkan bahwa reformasi pendidikan dokter spesialis dan penguatan sistem kesehatan tidak dapat dilakukan secara parsial. Kita membutuhkan kepemimpinan yang kolaboratif, inovasi yang berpihak pada kemanusiaan, serta keberanian untuk melangkah keluar dari zona nyaman.

Di FK-KMK UGM, kami percaya bahwa perubahan bukan hanya mungkin—tetapi harus diperjuangkan.