FK-KMK UGM Selenggarakan Seminar “Fatherless” untuk Bangun Ketahanan Keluarga Melalui Pendidikan Karakter

FK-KMK UGM. Departemen Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) menyelenggarakan seminar bertema “Intervensi pada Fenomena Fatherless melalui Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Ketahanan Keluarga” pada Rabu, 23 Juli 2025. Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid dan dihadiri oleh akademisi, praktisi, serta komunitas pemerhati isu keluarga dari berbagai daerah.

Seminar ini bertujuan memberikan ruang diskusi sekaligus membangun kesadaran bersama mengenai pentingnya peran ayah dalam tumbuh kembang anak. Dengan mengusung pendekatan lintas disiplin, para peserta diajak untuk menelaah fenomena fatherless dari sudut pandang ilmiah, psikologis, dan spiritual. Pendekatan ini diharapkan dapat menjadi pijakan dalam merancang strategi intervensi yang tepat dan berkelanjutan demi mewujudkan ketahanan keluarga yang lebih kokoh.

Salah satu narasumber utama, Dr. dr. Andrian Fajar Kusumadewi, M.Sc., Sp.KJ(K), menekankan bahwa ketidakhadiran figur ayah berpotensi menimbulkan gangguan pada kesehatan mental anak dan remaja. Ketidakstabilan emosi, kecemasan, dan kerentanan terhadap gangguan psikologis merupakan dampak yang kerap muncul. Untuk itu, menurutnya, perlu dilakukan intervensi dini dengan pendekatan preventif maupun terapeutik, yang tidak hanya melibatkan tenaga kesehatan, tetapi juga keluarga dan komunitas.

Seminar ini menjadi ajakan untuk menyemai harapan. Dalam setiap anak yang kehilangan sosok ayah, terdapat peluang untuk menghadirkan figur pendamping yang mampu membimbing dan mencintai. Menghadapi fenomena fatherless membutuhkan keterlibatan seluruh unsur masyarakat—keluarga, institusi pendidikan, dunia kesehatan, hingga para pengambil kebijakan—untuk menciptakan ekosistem pengasuhan yang sehat dan berdaya.

Melalui kegiatan ini, FK-KMK UGM turut mendorong tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin SDG 3: Kehidupan Sehat Dan Kesejahteraan, serta SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dan SDG 17 tentang kemitraan dalam mencapai tujuan, dengan menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk membangun keluarga Indonesia yang lebih tangguh. (Kontributor: Afkar Aulia).