FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) menyelenggarakan sesi diskusi bertajuk “Long-Term Care: Challenges and Future Directions” pada forum internasional yang berlangsung pada tahun 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk menjawab tantangan yang muncul seiring meningkatnya populasi usia lanjut di kawasan Asia, serta merancang strategi perawatan jangka panjang (long-term care/LTC) yang lebih responsif terhadap perubahan demografi.
Sesi ini menghadirkan tiga narasumber utama, yakni Dr. Mundiharno, MSi, CSA, GRCP, GRCA (Direktur Kepatuhan dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan), Prof. Yukata Horie (Dekan School of Health Sciences, Fujita Health University, Jepang), dan Gao Chen (National Program Officer Health Financing, WHO Western Pacific Regional Office).
Dr. Mundiharno membuka diskusi dengan menekankan pentingnya sistem jaminan kesehatan Indonesia dalam menyiapkan skema LTC yang berkelanjutan. Ia membahas berbagai opsi kebijakan untuk integrasi LTC dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), termasuk desain manfaat, pendanaan, serta pengaturan penyedia layanan. Menurutnya, sistem LTC yang efektif harus adil, terjangkau, dan adaptif terhadap kebutuhan populasi yang terus menua.
Sementara itu, Prof. Yukata Horie menyoroti pengalaman Jepang dalam membangun sistem perlindungan lansia sejak tahun 1961. Ia mengingatkan bahwa tujuan utama bukan hanya memperpanjang usia hidup, tetapi juga memperpanjang angka harapan hidup sehat (Healthy Life Expectancy/HALE). Menurutnya, sistem LTC yang ideal harus mencakup dukungan berbasis komunitas, pemberdayaan lansia, dan pencegahan kondisi frailty, bukan hanya berfokus pada layanan kuratif atau rehabilitasi pasca rumah sakit.
Melengkapi pembahasan, Gao Chen dari WHO WPRO memperkenalkan kerangka strategis WHO dalam mengembangkan sistem pembiayaan LTC di kawasan Pasifik Barat. Ia menyampaikan bahwa negara-negara dengan keterbatasan ruang fiskal tetap dapat membangun sistem LTC yang adil dan berkelanjutan melalui integrasi layanan berbasis institusi dan komunitas. WHO menekankan pentingnya pendekatan holistik yang menyentuh aspek sosial, ekonomi, dan kesehatan masyarakat.
Sesi ini menggambarkan urgensi kolaborasi lintas negara dan sektor untuk menyiapkan sistem perawatan jangka panjang yang responsif dan manusiawi. Upaya membangun sistem LTC yang berkelanjutan juga selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan kapasitas tenaga perawatan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, mengingat kegiatan ini melibatkan kolaborasi berbagai lembaga internasional seperti WHO, BPJS Kesehatan, dan institusi akademik.(Kontributor: Shita Dewi).