FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) kembali melanjutkan rangkaian diskusi internasionalnya dengan menyelenggarakan sesi keempat bertajuk Bridging Financing Gaps for Pandemic Preparedness, pada awal Juli 2025. Kegiatan ini mempertemukan para ahli dan pemangku kepentingan dari berbagai lembaga global untuk membahas pendekatan inovatif dalam menjembatani kekosongan pendanaan guna meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi pandemi di masa depan.
Dipandu oleh Mr. Dinesh Arora dari Asian Development Bank (ADB), sesi ini menghadirkan empat narasumber: Dr. Kalipso Chalkidou (WHO), Dr. Eduardo P. Banzon (ADB), Ms. Patricia Rhee (ADB), dan Dr. Ruchir Agarwal (Global Talent Lab). Para pembicara mengangkat tantangan dan strategi pembiayaan berbasis bukti yang mampu memperkuat sistem kesehatan, baik dalam situasi normal maupun darurat.
Dr. Kalipso Chalkidou menekankan pentingnya pendekatan efisiensi biaya dalam pembiayaan pandemi. Ia mendorong investasi dengan manfaat ganda, yaitu mengintegrasikan kesiapsiagaan pandemi dengan pencapaian cakupan kesehatan semesta (UHC). Menurutnya, peningkatan anggaran kesehatan harus disertai perbaikan sistem dan tata kelola agar menghasilkan dampak nyata.
Sementara itu, Dr. Ruchir Agarwal menyoroti perlunya pendekatan kolektif dalam membiayai upaya global mengakhiri pandemi. Ia menyampaikan empat usulan strategis, mulai dari pentingnya day zero financing, investasi di riset dan pengembangan, hingga membedakan tujuan pembangunan dan keamanan global dalam merancang pembiayaan.
Dr. Eduardo Banzon membagikan pelajaran dari pengalaman ADB, mulai dari kelemahan koordinasi antarnegara, perlunya pembiayaan jangka panjang untuk komunikasi kesehatan, hingga pentingnya membentuk dana darurat yang mudah diakses saat krisis terjadi. Ia juga menyoroti potensi telemedicine yang masih memerlukan kejelasan dalam skema pembayarannya.
Ms. Patricia Rhee menambahkan dimensi hukum dan kontraktual dalam pembiayaan lintas negara, terutama pengadaan vaksin. Ia menegaskan pentingnya standar internasional dalam pendanaan vaksin dan perlunya mempercepat persetujuan regulatori serta membangun kapasitas manufaktur regional di Asia Pasifik.
Sesi ini menegaskan pentingnya kolaborasi lintas lembaga dan negara dalam memperkuat ketahanan sistem kesehatan global. Melalui forum ini, FK-KMK UGM turut mendorong pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dengan memperkuat kesiapsiagaan terhadap ancaman pandemi; SDG 10: Mengurangi Kesenjangan, melalui akses yang lebih adil terhadap pendanaan kesehatan; serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, karena forum ini merupakan hasil kerja sama riset dan dialog lintas sektor dari berbagai negara dan institusi. (Kontributor: Ichlasul Amalia).