FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan sesi tematik bertajuk “Tapping the Demographic Dividend: Strengthening Early Childhood Development” dalam forum internasional yang digelar pada awal Juli 2025. Kegiatan ini membahas pentingnya penguatan layanan perkembangan anak usia dini (PAUD) sebagai langkah strategis dalam menyiapkan generasi sehat, tangguh, dan produktif sejak awal kehidupan.
Sesi ini menyoroti pendekatan nurturing care yang mencakup aspek kesehatan, gizi, stimulasi dini, dan perlindungan anak, serta mendorong integrasi layanan lintas sektor agar menjangkau seluruh anak, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah.
Gi Soon Song dari Asian Development Bank (ADB) menyampaikan bahwa hanya satu dari lima anak di negara berpenghasilan rendah yang memiliki akses ke pendidikan prasekolah. ADB kini mendorong transformasi layanan PAUD dari model berbasis program menjadi sistem yang terintegrasi. Sementara itu, Dr. Dinesh Arora menekankan pentingnya stimulasi dini otak anak melalui pendekatan serve and return, dengan pengembalian investasi tertinggi di masa depan.
Wakil Presiden ADB, Scott Morris, menambahkan bahwa anak usia dini sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, sistem PAUD harus didesain tangguh dan adaptif terhadap krisis iklim. Praktik baik dari India turut dipaparkan, mulai dari penyediaan layanan penitipan anak oleh pemerintah Karnataka, inovasi pengasuhan oleh sektor swasta melalui Mobile Creche, hingga dukungan terhadap anak berkebutuhan khusus oleh Ummeed.
Para panelis lainnya seperti Indu Bhushan, Sofia Shakil, Soumya, Ana Maria Rodriguez dari UNICEF, serta Kirsten Hurley dari Bloomberg School of Public Health turut memperkaya diskusi dengan menekankan perlunya advokasi terhadap risiko paparan timbal, integrasi intervensi sejak kehamilan, inovasi kebijakan PAUD, dan pentingnya menerjemahkan hasil penelitian ke dalam kebijakan nyata.
Sesi ini menegaskan bahwa PAUD adalah pondasi strategis untuk memanfaatkan bonus demografi secara optimal. Penguatan program ini membutuhkan dukungan nyata dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat, lembaga riset, dan sektor swasta. FK-KMK UGM menegaskan bahwa upaya ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui penguatan kolaborasi multisektor yang inklusif dan berkelanjutan untuk mendukung perkembangan anak secara menyeluruh. (Kontributor: Ichlasul Amalia).