FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan sesi diskusi panel bertajuk “Interoperability and Standards for Digital Health” pada rangkaian acara INPIRE 2025. Acara ini berlangsung pada awal Juli 2025 dan menjadi bagian dari kolaborasi strategis antara FK-KMK UGM, Asian Development Bank (ADB), dan mitra internasional lainnya, untuk menguatkan transformasi digital di sektor kesehatan Asia Pasifik.
Sesi ini menghadirkan narasumber terkemuka, yakni Dr. Eduardo Banzon (Director, Health Sector Group, ADB), Mr. Dilip Hensman (Koordinator Health Information & Intelligence, WHO WPRO), Dr. Yoonee Jeong (Senior Digital Health Specialist, ADB), serta Dr. Alvin Marcelo, pendiri Asia eHealth Information Network (AeHIN) dan Standards and Interoperability Lab – Asia (SIL-Asia).
Dr. Banzon membuka sesi dengan menekankan bahwa interoperabilitas adalah kunci dalam menciptakan sistem kesehatan yang saling terhubung dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Hal ini kemudian diperdalam oleh Mr. Dilip Hensman yang memaparkan konsep interoperabilitas sebagai kemampuan sistem dan aplikasi untuk berbagi dan menggunakan data secara aman dan terkoordinasi. Ia menjelaskan tiga lapisan utama: interoperabilitas organisasi, interoperabilitas teknis struktural, dan interoperabilitas semantik, yang semuanya diperlukan untuk menjamin efektivitas pertukaran informasi kesehatan.
Melanjutkan diskusi, Dr. Alvin Marcelo menyoroti peran SIL-Asia sebagai laboratorium interoperabilitas kesehatan digital di kawasan Asia. Ia memaparkan kerangka kerja “Mind the GAPS and Fill the GAPS” yang menjadi landasan berbagai negara anggota AeHIN dalam mengembangkan tata kelola dan cetak biru (blueprint) sistem informasi kesehatan nasional. Menurutnya, keberhasilan implementasi sistem digital kesehatan tidak hanya bergantung pada teknologi, namun juga pada komitmen lintas sektor terhadap standar dan interoperabilitas.
Diskusi ini mempertegas pentingnya kolaborasi regional dalam memperkuat infrastruktur data kesehatan, tidak hanya untuk mendukung layanan yang lebih efektif dan efisien, tetapi juga sebagai fondasi sistem kesehatan yang tangguh dan adaptif di masa depan.
Kegiatan ini menjadi kontribusi nyata FK-KMK UGM dan para mitra dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui penguatan sistem kesehatan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan kapasitas digital tenaga kesehatan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kolaborasi multi-negara dalam membangun sistem informasi kesehatan digital yang terstandar dan interoperabel. (Kontributor: Dr Lutfan Lazuardi).