FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) turut mendukung upaya edukasi masyarakat tentang kesehatan seksual dan reproduksi, seiring dengan pelaksanaan kegiatan sosialisasi HIV/AIDS yang diinisiasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kegiatan ini diselenggarakan pada Rabu, 13 Februari 2025, bertempat di Pendopo Kalurahan Selang, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, sebagai bagian dari program kemitraan lintas sektor yang melibatkan DPRD DIY dan Yayasan Victory Plus.
Sosialisasi ini bertujuan untuk membangun pemahaman menyeluruh di masyarakat tentang HIV/AIDS, baik dari sisi pencegahan, penularan, hingga penanganan yang tepat. Pemerintah DIY mencatat peningkatan kasus HIV yang signifikan, dengan total 8.627 kasus hingga akhir 2024, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menandakan urgensi penguatan edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi isu ini.
Kabupaten Gunung Kidul menjadi fokus intervensi karena keberadaan 18 titik transaksi seksual yang menjadi faktor risiko tinggi penularan HIV, terutama di kalangan usia produktif 20–30 tahun. Sosialisasi melibatkan tokoh masyarakat, kader kesehatan, perangkat desa, hingga Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Dalam sambutannya, Lurah Kalurahan Selang mengharapkan peserta dapat menjadi agen edukasi di lingkungannya.
Yayasan Victory Plus, sebagai mitra strategis, menyoroti fakta bahwa Yogyakarta memiliki lebih dari 2.500 pekerja seks yang berada dalam kelompok risiko tinggi. Dalam pemaparannya, perwakilan yayasan menekankan pentingnya memahami bahwa HIV tidak menular melalui kontak sosial seperti berjabat tangan atau berbagi alat makan, namun lebih banyak ditularkan melalui hubungan seksual berisiko, penggunaan jarum suntik bersama, dan transfusi darah.
Selain edukasi umum, kegiatan ini juga membuka ruang diskusi seputar dukungan sosial terhadap ODHA (Orang dengan HIV/AIDS), pembiayaan pengobatan melalui BPJS, serta peran peraturan daerah dalam pengawasan tempat hiburan yang berpotensi menjadi titik rawan penularan. Salah satu cerita warga mengungkap adanya stigma di masyarakat yang menyebabkan penolakan pemakaman jenazah ODHA, menunjukkan bahwa edukasi masih menjadi kebutuhan mendesak.
Melalui semangat kemitraan lintas sektor, Dinas Kesehatan DIY bersama DPRD dan Yayasan Victory Plus terus berkomitmen untuk mendorong target 3 Zero (tanpa infeksi baru, tanpa kematian karena AIDS, dan tanpa diskriminasi). Program ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dengan harapan masyarakat dapat hidup lebih sehat, inklusif, dan bebas dari stigma HIV/AIDS. (Kontributor: Fransisca Aprilia Silvi Anggraeni, Arifin Triyanto, S.Kep., Ns. M.Kep., Sp.Kep.M.B.).




