Raboan CBMH FK-KMK UGM Tekankan Peran Budaya dan Etika dalam Kurikulum Kedokteran

FK-KMK UGM. Center for Bioethics and Medical Humanities (CBMH) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan Raboan: Research and Perspective Sharing edisi awal Maret 2025 dengan menghadirkan narasumber tamu Prof. Dr. dr. Taufiq Suryadi, Sp.F (K), Dipl.BE, Guru Besar Ilmu Kedokteran Forensik dan Studi Medikolegal dari Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring pada Rabu, 5 Maret 2025 dan dimoderatori oleh Mahmasoni Masdar, S.Kep.Ns., M.Kep dari CBMH UGM.

Pada kesempatan ini, Prof. Taufiq menyampaikan pentingnya penguatan pendekatan multidisipliner dalam pendidikan kedokteran dengan mengintegrasikan ilmu humaniora, etika, budaya, dan spiritualitas. Ia menekankan bahwa pendidikan kedokteran seharusnya tidak hanya berfokus pada aspek biomedis, tetapi juga pada pembentukan karakter dan empati melalui pemahaman menyeluruh terhadap konteks sosial pasien. Tiga pendekatan utama yang ia tekankan dalam pembelajaran humaniora adalah: “belajar ilmu humaniora, mengajar secara humaniora, dan belajar dengan humaniora.”

Prof. Taufiq juga berbagi hasil pengamatan dan pengalaman mengenai gaya belajar mahasiswa kedokteran dalam memahami materi humaniora. Ia menegaskan bahwa mahasiswa lebih mudah menyerap ilmu apabila pendekatannya kontekstual, interaktif, dan menyentuh sisi emosional serta nilai-nilai kemanusiaan. Melalui pemahaman aspek mental, budaya, dan spiritual pasien, tenaga medis diharapkan mampu memberikan pelayanan yang lebih menyeluruh dan beretika.

Diskusi yang berlangsung aktif ini menjadi ruang refleksi bersama tentang pentingnya pendidikan kedokteran yang lebih holistik, yang tidak hanya membentuk kompetensi teknis, tetapi juga mengasah kepekaan etis dan sosial. Prof. Taufiq menutup sesi dengan harapan agar pendidikan kedokteran ke depan dapat lebih memanusiakan ilmu dan memanusiakan pasien.

Raboan edisi ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan yang menekankan pentingnya sistem pendidikan yang menyeluruh dan berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan. Integrasi humaniora dalam kurikulum kedokteran diyakini dapat menghasilkan tenaga kesehatan yang tidak hanya cakap secara ilmiah, tetapi juga berintegritas, berempati, dan mampu memahami kompleksitas hubungan manusia dalam konteks kesehatan. (Kontributor: Rafi Khairuna Wibisono, S.Kom. , Ika Setyasari, S.Kep.Ns., M.N.Sc).