FK-KMK UGM Bedah Dua Buku tentang Kadaver dan Anatomi

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan bedah buku bertajuk “Bedah Buku: Episode Sinema Anatomi” secara hybrid di Auditorium Gedung Tahir Utara lantai 1, FK-KMK UGM pada Kamis (12/6/2025). Untuk pertama kalinya, FK-KMK UGM membedah dua buku sekaligus, yaitu Anatomi Sistem Saraf dan Organ Indra: Multimodal Book karya Prof. Dr. dr. Dwi Cahyani Ratna Sari, M.Kes, PA(K), Guru Besar Ilmu Anatomi FK-KMK UGM. Bedah buku tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman mengenai wakaf kadaver serta anatomi sistem saraf dan organ indra, serta buku Rumah Masa Depan Kami di FK-KMK UGM: Sebuah Memoar karya Pangesti Wiedarti, linguis dari Universitas Negeri Yogyakarta.

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FK-KMK UGM, dr. Ahmad Hamim Sadewa Ph.D, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kedua buku yang dibedah saling berkaitan. Buku Rumah Masa Depan Kami di FK-KMK UGM: Sebuah Memoar mengajarkan bahwa pendidikan anatomi memerlukan sumber pembelajaran yang baik, dan sumber pembelajaran terbaik itu adalah dari kadaver atau jasad manusia.

“Keduanya sebenarnya ada kaitannya, antara bagaimana seseorang merencanakan ‘bermasa depan’ di FK-KMK dan bagaimana kaitannya dengan anatomi dari neurologi, baik secara klinis dan holistik atau menyeluruh,” kata dr. Hamim.

Pemaparan dimulai dari penjelasan Pangesti terkait Rumah Masa Depan Kami di FK-KMK UGM: Sebuah Memoar. Ia menceritakan proses pencarian informasi terkait mewakafkan jenazahnya kelak sebagai kadaver, di tengah belum lazimnya hal tersebut di Indonesia. “Sampai suatu saat, kami dihadapkan pada pembuatan akta notaris, karena tidak bisa tidak. Kalau tidak, nanti keluarga tidak membolehkan. Tapi keluarga kami semua mendukung, dari pihak saya maupun pihak suami,” jelasnya.

Prof. Ani sebagai penulis buku Anatomi Sistem Saraf dan Organ Indra: Multimodal Book juga mengungkapkan, butuh waktu sekitar 10 tahun dalam menyusun karyanya tersebut. Niatnya bermula dari keinginan untuk membuat buku anatomi kompleks berbahasa Indonesia, dari dasar ke klinis. Selain itu, sebagai pengajar, Prof. Ani juga ingin ilmu yang ia miliki dapat bermanfaat dan dipelajari oleh para generasi selanjutnya.

“Cukup banyak yang dibahas, basic-basic tentang anatomi itu sendiri, khususnya sistem saraf. Gambar-gambar yang disajikan juga dibuat dengan coretan tangan. Kemudian, kita lakukan identifikasi—sudah di-review beberapa kali—kita kenalkan apa itu bahasa-bahasa baku yang dipakai di seluruh dunia, yaitu pakai Nomina Anatomica,” jelas Prof. Ani.

Editor Anatomi Sistem Saraf dan Organ Indra: Multimodal Book sekaligus pembedah kedua buku, dr. Mawaddah Ar Rochmah, Ph.D., Sp.N, mengatakan, benang merah dari kedua buku adalah bahwa pembelajaran anatomi adalah hal penting, berakar dari seseorang yang mungkin bukan berasal dari dunia medis ingin menjadi bagian dari pembelajaran dokter.

“Itu salah satu yang ada di anatomi; bahwa yang mati, yang meninggal itu mengajari yang hidup. Kalau kita tidak melihat kadaver, tidak melihat organnya secara nyata, itu belum benar-benar belajar anatomi. Namun, aksesnya, kesempatannya sangat terbatas, sehingga harus ada tambahan. Buku Prof. Ani ini adalah salah satu yang diusahakan untuk mendekati itu,” papar dr. Mawaddah.

Bedah buku Episode Sinema Anatomi merupakan bentuk kontribusi FK-KMK UGM dalam mendorong tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 5: Kesetaraan Gender, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Penulis: Citra/Humas).