Mini Seminar Gizi Klinik Bahas Asuhan Gizi Bedah Kritis

FK-KMK UGM. Program Studi Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kegiatan rutin Mini Seminar Gizi Klinik yang mengangkat topik “Asuhan Gizi Bedah Kritis”. Acara diselenggarakan secara daring melalui Zoom pada Selasa (29/4/2025). Mini seminar kali ini dipresentasikan oleh mahasiswa Profesi Dietisien Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Batch 11 dengan pembimbing Tony Arjuna, S.Gz., M.Nut.Diet., AN., APD., Ph.D.

Pemilihan topik tersebut berlatar belakang pada pasien bedah dan kritis yang merupakan kelompok berisiko tinggi dalam mengalami gangguan metabolis berat, hiperkatabolisme dan malnutrisi akibat respons tubuh terhadap stres bedah maupun kondisi kritis. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman mendalam mengenai prinsip dan tahapan pemberian asuhan gizi pada kasus bedah dan kritis.

Terdapat tiga mahasiswa Profesi Dietisien RPL Batch 11 yang melakukan presentasi. Satu di antaranya adalah Yayuk Estuningsih yang membahas studi kasus berjudul “Asuhan Gizi pada Obstruction calculus of bile duct.” Dalam pemaparannya, Yayuk menerangkan tentang skrining gizi yang ia lakukan dengan indikator pertama menggunakan Malnutrition Screening Tool (MST). Berbagai hal yang Yayuk jelaskan tentang studi kasus seorang pasien antara lain asesmen berupa identitas pasien dan riwayat pasien, data Antopometri, hingga data fisik klinis dan biokimia.

“Kesimpulan status gizinya, pasien mengalami moderate malnutrition berdasarkan LILA, kekurangan berat badan tingkat ringan berdasarkan IMT estimasi, dan masuk ke dalam kategori Mild-Moderate Malnutrition berdasarkan NFPE,” terang Yayuk.

Selain membahas terkait kesimpulan status gizi pasien dalam studi kasus, Yayuk juga menerangkan mengenai diagnosis gizi, intervensi gizi, serta monitoring dan evaluasi.

Sebagai pembimbing, Tony Arjuna dalam tanggapannya mengemukakan, apa yang ada dalam diagnosis masalah gizi perlu dilakukan intervensi sesuai masalah yang ada pada pasien. Agar sinkron, perlu muncul diagnosis terlebih dahulu terkait kebutuhan lemak, sebelum dijadikan sebagai bagian dari intervensi.

“Satu poin yang penting untuk ditekankan adalah pasien diajarkan juga untuk mengidentifikasi kapan ciri-ciri ketika dia malabsorpsi; ketika mengonsumsi makanan dengan lemak konsentrasi terlalu tinggi itu seperti apa; dan mengenalkan kira-kira sumber-sumber makanan yang tidak kelihatan berlemak, tetapi mengandung lemak sangat tinggi itu seperti apa; penting untuk menghindari terjadinya komplikasi,” tutur Tony.

Selain topik mengenai “Asuhan Gizi pada Obstruction calculus of bile duct”, dua mahasiswa Profesi Dietisien RPL Batch 11 turut memaparkan presentasi dengan judul “Asuhan Gizi pada Pasien Bedah Digestive” dan “Efek Suplemen Nutrisi Oral Praoperatif terhadap Toleransi Pemberian Makan Enteral Dini Pascaoperasi dan Prognosis Jangka Pendek Kanker Lambung”.

Mini Seminar Gizi Klinik merupakan bagian dari upaya FK-KMK UGM dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dan SDG 4: Pendidikan Berkualitas. (Penulis: Citra/Humas).