Penelitian FK-KMK UGM Tinjau Efektivitas Aplikasi M-eDU PAIN dalam Pembelajaran Nyeri Intervensi

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM meluluskan dr. Mahmud, M.Sc., Sp.An-Ti., Subsp.M.N(K)., FIPM sebagai doktor dengan predikat cumlaude dalam ujian terbuka yang berlangsung pada Senin (14/04) di Auditorium FK-KMK UGM. Dalam kesempatan tersebut, dr. Mahmud memaparkan disertasi berjudul “Perbandingan Metode Pembelajaran: Mobile Application-Augmented Reality dengan Traditional Learning untuk Keterampilan Manajemen Nyeri Intervensi Lumbar Facet Joint dengan Panduan Fluoroskopi.”

Penelitian ini merupakan respon terhadap tantangan dalam pembelajaran klinis manajemen nyeri, khususnya keterbatasan sarana, praktik, dan kepercayaan diri tenaga medis dalam melakukan intervensi. Penelitan dr. Mahmud menggunakan metode randomized controlled trial dengan pendekatan tertutup satu arah dan dilakukan di satu institusi. Sebanyak 110 residen anestesi dilibatkan dan dibagi menjadi dua kelompok: kelompok perlakuan yang menggunakan aplikasi M-eDU PAIN berbasis mobile application dan augmented reality, serta kelompok kontrol yang menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Penilaian mencakup aspek kognitif melalui pre-test dan post-test, serta aspek keterampilan melalui Objective Structured Clinical Examination (OSCE) menggunakan manekin intervensi nyeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan tindakan lebih tinggi pada kelompok yang menggunakan aplikasi (40%) dibanding kelompok kontrol (35,5%), namun perbedaannya tidak signifikan secara statistik. Demikian pula dalam hasil OSCE, tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok. Menariknya, nilai post-test menunjukkan kecenderungan berbeda, di mana kelompok kontrol memperoleh nilai median post-test yang sedikit lebih tinggi, meskipun perbedaannya juga belum mencapai signifikansi statistik.

Meski belum menunjukkan hasil signifikan secara statistik, inovasi pembelajaran digital melalui aplikasi M-eDU PAIN membuka peluang baru dalam meningkatkan keterampilan klinis berbasis teknologi di bidang anestesi dan manajemen nyeri. Pengembangan lebih lanjut dan validasi aplikasi ini direncanakan, baik untuk pendidikan berkelanjutan di lingkungan FK-KMK UGM maupun kerja sama eksternal dengan konsultan manajemen nyeri di berbagai daerah, seperti Makassar dan Surabaya.

“Untuk jangka panjang, kami berharap kepada pihak eksternal, para subspesialis konsultan manajemen nyeri yang kami lakukan di Makassar dan Surabaya itu dapat digunakan, sehingga peserta didik dapat memberi manfaat lebih luas. Setelah pelaksanaannya mungkin adanya penelitian multicenter, sehingga dapat diteliti lebih lanjut dan bisa berkontribusi dalam Tridharma Perguruan Tinggi,” terang dr. Mahmud.

dr. Mahmud menyampaikan harapannya agar aplikasi ini dapat diterapkan secara lebih luas dalam pelatihan medis dan dikembangkan melalui penelitian multicenter di masa depan. Hal ini diharapkan dapat memperkuat peran FK-KMK UGM dalam mendukung Tridharma Perguruan Tinggi, serta berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. (Humas/Sitam).