FK-KMK UGM. Pusat Kajian Kesehatan Anak (PKKA-PRO) FK-KMK UGM melaksanakan pelatihan pembukaan site baru untuk studi Surveilans Rotavirus Gastroenteritis Akut (RVGE) RSUD H. Ishak Umarella di Hotel Santika, Ambon pada Jumat (07/02). Kegiatan ini mengundang tim peneliti site yang terdiri dari Site Investigator, Koordinator dan tim Perawat peneliti site, Koordinator dan tim Laboratorium peneliti site, Petugas Diklat, Petugas Keuangan dan Enumerator.
Training ini merupakan bagian dari pengembangan kolaborasi penelitian RVGE di Indonesia, di mana RSUD H. Ishak Umarella menjadi salah satu dari total 18 site yang tersebar di 9 provinsi di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh tim penelitian di site memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai protokol studi, mulai dari perekrutan pasien hingga pemrosesan sampel di laboratorium.
Pada pelatihan ini, peserta diberikan pemahaman terkait peran dan tanggung jawab tim peneliti, termasuk proses pengambilan informed consent sesuai dengan standar etika penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan mengenai SOP edukasi diare dan informed consent, pemahaman terhadap leaflet studi, simulasi edukasi kepada pasien dan pengambilan dan manajemen sampel.
Sesi siang, peserta mendapatkan pelatihan Good Clinical Practice (GCP) dan Etika Penelitian yang disampaikan oleh Study Advisor, Prof. Dr. Jarir At-Thobari, D.Pharm, Ph.D. Beliau menekankan bahwa kepatuhan terhadap GCP tidak hanya merupakan standar global yang harus diikuti oleh semua peneliti, tetapi juga menjadi dasar untuk menjaga integritas penelitian serta hak-hak subjek penelitian.
Pada sesi terakhir disampaikan oleh Principal Investigator studi yaitu dr. Rony Trilaksono M.Sc., Sp.A yang menyampaikan terkait data klinis yang disampaikan melalui daring. Selain sesi pemaparan dan simulasi, pelatihan ini juga mencakup dua sesi post-test yang dilakukan setelah pemaparan materi menggunakan platform interaktif. Sesi ini menjadi salah satu bagian paling menarik dalam training, karena memungkinkan peserta untuk menguji pemahaman mereka secara real-time.
Training ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kualitas penelitian dan surveilans penyakit menular di Indonesia, tetapi juga mendukung pencapaian SDGs, khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dengan meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan berbasis bukti ilmiah, SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui pelatihan untuk meningkatkan kapasitas tim peneliti dalam penelitian klinis, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dengan memperkuat kolaborasi dengan rumah sakit dalam mendukung riset surveilans kesehatan di Indonesia.
Adanya site baru ini, diharapkan deteksi dan pencegahan Rotavirus dapat lebih efektif serta memberikan manfaat besar bagi kesehatan masyarakat di Maluku dan sekitarnya. Kesuksesan training ini mencerminkan komitmen berbagai pihak dalam memperkuat sistem surveilans penyakit infeksi dan menghasilkan data yang berharga untuk kebijakan kesehatan yang lebih baik di masa depan. (Kontributor: Ayu Rahayu/ Editor Sitam).