Kolaborasi Tiga Institusi Uji Parasit Usus di NTT: Standarisasi dan Penelitian untuk Peningkatan Kompetensi

FK-KMK UGM. Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) menyelenggarakan pelatihan intensif dalam studi Epidemiologi, Morbiditas Klinis, dan Pencegahan Kemoterapi untuk Strongyloidiasis di Indonesia. Pelatihan ini merupakan bagian dari kerjasama strategis dengan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana (UNCEN) serta Poltekkes Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kegiatan ini berlangsung pada 26–28 Februari 2024 di Departemen Parasitologi, FKKMK UGM, dan melibatkan para ahli seperti Prof. dr. E. Elsa Herdiana Murhandarwati, M.Kes., Ph.D.; Rizqiani Amalia Kusumasari, S.Si., M.Sc.; dan Muh. Syairaji, S.K.M., M.P.H. (Sekolah Vokasi, UGM). Fokus utamanya adalah peningkatan kompetensi (capacity building) dan standarisasi metode mikroskopis dan molekuler untuk menganalisis parasit Soil-transmitted Helminths dan Strongyloides stercoralis.

Pelatihan ini merupakan awal dari kerjasama penelitian di NTT, yang diawali oleh undangan mitra luar negeri, Institute of Medical Microbiology and Hygiene, Saarland University, yang didanai oleh German Agency for International Cooperation (GIZ). Setelah pelatihan, masing-masing kolaborator akan mengambil data di Kabupaten Sumba Barat Daya dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT. Tim peneliti dari UNCEN dan Poltekkes Kupang akan bekerja bersama mahasiswa untuk pengambilan data dan sampel, dengan bimbingan dan supervisi dari tim UGM.

Kerjasama ini memberikan dampak signifikan dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang parasitologi dan penelitian penyakit tropis di Indonesia. Standarisasi metode mikroskopis dan molekuler yang dihasilkan dari pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan keandalan hasil penelitian di NTT. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi epidemiologi dan morbiditas klinis Strongyloides stercoralis di daerah endemis serta mengevaluasi upaya pencegahan melalui kemoterapi.

“Ini adalah langkah strategis dalam membangun kompetensi peneliti lokal dan mendukung program kesehatan masyarakat di daerah yang rawan infeksi parasit,” ujar Prof. Elsa.

Dengan kolaborasi ini, diharapkan tercipta solusi berbasis data yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah infeksi parasit di Indonesia. Penelitian yang direncanakan selesai pada akhir 2024 ini diharapkan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat di NTT dan mendorong pengembangan penelitian lintas institusi di masa depan.

Penelitian yang dijadwalkan berlangsung hingga akhir 2024 ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang saling melengkapi bagi seluruh pihak yang terlibat, baik dari segi pengembangan ilmu pengetahuan maupun peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat di NTT. Kegiatan ini mendukung SDGs, khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 10 (Mengurangi Kesenjangan), dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).

Pelatihan ini meningkatkan keterampilan akademisi (indikator 4.4), mengurangi kesenjangan dalam penguasaan ilmu pengetahuan antara institusi di Indonesia (indikator 10.3), dan memperkuat kemitraan lintas institusi dan internasional untuk mengatasi penyakit infeksi tropis (indikator 17.6). (Penulis: Rizqiani A. Kusumasari. Editor: Nur Aziz).