FK-KMK UGM. Prof. dr. Yunita Widyastuti, M.Kes., Sp.An-TI., Subsp.An.Ped(K)., Ph.D. dari Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM meraih gelar baru sebagai Guru Besar dalam bidang ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif. Pengukuhan dilaksanakan di Balai Senat UGM pada Kamis (6/2/2025).
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. membuka acara pengukuhan. Dalam penuturannya, Prof. Ova mengungkapkan bahwa Prof. Yunita merupakan satu dari 525 guru besar aktif di Universitas Gadjah Mada. Sementara itu, di tingkat fakultas, Prof. Yunita menjadi satu dari 72 guru besar aktif dari 102 guru besar yang pernah dimiliki FK-KMK. “Dan di departemen Anestesi, (Prof. Yunita) adalah guru besar pertama,” ucap Prof. Ova.
Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul Prediksi Risiko Kejadian Kritis Berat Perioperatif Sebagai Upaya Meningkatkan Keselamatan Pasien terkait Prosedur Anestesi pada Anak, Prof. Yunita menerangkan, kejadian kritis sepanjang periode operasi adalah kejadian berat atau kritis yang serius dan membutuhkan penanganan segera. Kejadian kritis perioperatif ini menyebabkan mortalitas dan morbiditas yang cukup tinggi dan merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada prosedur anestesi.
“Anak bukan miniatur orang dewasa. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan khusus untuk prediksi risiko dan mitigasinya,” jelas Prof. Yunita.
Dosen anestesi bedah anak FK-KMK UGM tersebut mengatakan, beberapa faktor yang dapat menyebabkan kejadian kritis perioperatif antara lain stratifikasi perioperasi pasien, peralatan yang kurang lengkap, obat-obatan darurat, dan kondisi perioperasi yang buruk. Prof. Yunita juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kritis berat perioperatif pada anak yang sudah teridentifikasi pada penelitian terdahulu, seperti usia, jenis kelamin, tipe pembedahan, pilihan anestesi, riwayat medis pasien, anomali kongenital, kelainan kongenital, prematuritas, hingga Indeks Massa Tubuh.
“Saya ingin menekankan bahwa prediksi risiko kejadian kritis berat untuk anak harus dikembangkan, juga kesiapan sumber daya manusia, alokasi obat, alat, tempat perawatan, penghematan dan tindakan yang tidak perlu juga bisa dilakukan. Dengan demikian, diharapkan akan meningkatkan efikasi terapi seiring dengan penurunan morbiditas dan mortalitas pada masa perioperatif,” tutup Prof. Yunita.
Pengukuhan guru besar merupakan salah satu bentuk kontribusi FK-KMK UGM dalam mendorong tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 5: Kesetaraan Gender, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Penulis: Citra/Humas).