FK-KMK UGM. Program Magister Kedokteran Tropis di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kuliah tamu yang menghadirkan Onno Akkerman, MD, Ph.D., seorang ahli terkemuka dari Universitas Groningen, Belanda, dan dimoderatori oleh dr. Antonia Morita, Ph.D., seorang dosen dan peneliti dari FK-KMK UGM. Kegiatan diselenggarakan di Auditorium lantai satu Gedung Pascasarjana Tahir Foundation, Jumat (29/11).
Tujuan kuliah tamu yang mengusung tema Advancing Global TB Elimination Efforts through Innovations in Treatment adalah untuk memberikan pemahaman mengenai potensi dalam strategi pengobatan TB dan bagaimana hal ini berperan dalam mencapai tujuan Strategi Akhir TB yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serta kesesuaiannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan tiga Kehidupan Sehat dan Sejahtera, tujuan empat Pendidikan Berkualitas, tujuan sepuluh Berkurangnya Kesenjangan, tujuan sebelas Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan, dan tujuan tujuh belas Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Onno Akkerman menyampaikan wawasan mendalam mengenai rejimen pengobatan TB terbaru, termasuk hasil dari penelitian besar seperti STUDY 31 dan Uji Coba SHINE, yang membuka jalan bagi protokol pengobatan TB yang lebih singkat dan efektif. Ia menyoroti penggunaan rejimen berbasis rifapentin selama empat bulan, yang terbukti lebih efisien dibandingkan dengan rejimen tradisional enam bulan, serta potensi untuk merevolusi pengobatan TB dengan meningkatkan kepatuhan pasien dan mengurangi beban penyakit global.
Selain itu, Dr. Akkerman juga membagikan pembaruan mengenai kombinasi obat baru dan efektivitasnya dalam mengatasi TB baik yang sensitif obat maupun yang resisten. Uji coba seperti Uji NiX TB dan Uji ZeNix TB menunjukkan terobosan besar dalam pengobatan TB resisten multidrug (MDR-TB) menggunakan rejimen oral singkat yang menunjukkan tingkat keberhasilan lebih tinggi. “Ini menjadi langkah penting bagi dunia untuk fokus pada pengobatan upaya pencegahan TB di dunia”, ujar Onno Akerman selaku pembicara. Inovasi-inovasi ini merupakan langkah krusial dalam mengatasi tantangan pengobatan TB, terutama di negara-negara dengan sumber daya terbatas.
Dimoderatori oleh dr. Antonia Morita, sesi ini menjadi ajang diskusi menarik antara pembicara dan audiens yang terdiri dari profesional medis, mahasiswa, dan peneliti. Topik yang dibahas meliputi operasionalisasi rejimen pengobatan lebih singkat, strategi mengatasi resistensi obat, dan dampak sosial-ekonomi TB pada populasi rentan. Antonia Morita dengan cermat mengaitkan diskusi ini dengan tantangan pengendalian TB di Indonesia, mendorong pertukaran ide tentang bagaimana inovasi global dapat diterapkan sesuai dengan kondisi lokal.
Pesan utama yang disampaikan adalah pentingnya kolaborasi yang lebih erat antara peneliti, pembuat kebijakan, dan penyedia layanan kesehatan untuk memastikan akses yang adil terhadap pengobatan yang menyelamatkan nyawa. Onno Akkerman menekankan pentingnya mengintegrasikan kemajuan medis ini ke dalam program pengendalian TB nasional, dengan fokus pada penguatan sistem kesehatan di negara dengan beban TB tinggi seperti Indonesia.
Kuliah ini menggarisbawahi hubungan erat antara kemajuan pengobatan TB dan pencapaian SDGs. Onno Akkerman menekankan bahwa penurunan angka kematian dan insiden TB secara langsung berkontribusi pada Tujuan 3 SDGs, yang bertujuan mengakhiri wabah penyakit utama, termasuk TB, pada tahun 2030. Ia juga menyoroti pentingnya kemitraan di setiap tingkat lokal, nasional, dan global untuk mempercepat kemajuan menuju target-target ini.
Strategi Akhir TB menjadi fokus penting dalam diskusi ini, di mana Onno Akkerman menjelaskan tujuan ambisius untuk mengurangi kematian TB hingga 90% dan kasusnya hingga 80% dibandingkan dengan tingkat pada tahun 2015. Ia menegaskan bahwa pencapaian target ini hanya dapat terwujud dengan adopsi alat diagnostik inovatif, rejimen pengobatan efisien, serta investasi berkelanjutan dalam riset dan pengembangan.
Kuliah Tamu ini juga menunjukkan komitmen FK-KMK UGM dalam memajukan kesehatan global melalui pendidikan, penelitian, dan advokasi. Dengan menghadirkan ahli kelas dunia seperti Dr. Akkerman, program ini memperkaya lingkungan akademik sekaligus memberdayakan mahasiswa dan fakultas untuk berkontribusi lebih dalam dalam inisiatif kesehatan global. Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab, di mana peserta mengeksplorasi dampak praktis pengobatan yang dibahas dan mengajukan pertanyaan kritis mengenai penerapan inovasi ini dalam sistem kesehatan Indonesia. (Penulis: Fikri Wahiddinsyah. Editor: Dian Paramita)