Public Health Symposium 13: Inovasi dan Kolaborasi Internasional untuk Atasi Tantangan Kesehatan Perkotaan

FK-KMK UGM. Departemen Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) telah sukses mengadakan Public Health Symposium 13 dengan tema From Data to Action: Tackling Urban Health Challenges Through Epidemiology. Kegiatan ini diadakan di FK-KMK UM pada Rabu-Kamis, 20-21 November 2024.

Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari peserta dari kalangan akademisi, praktisi, mahasiswa, hingga pengambil kebijakan. Fokus utama simposium adalah menghubungkan hasil penelitian dengan implementasi kebijakan konkret di masyarakat. Simposium ini terdiri dari sesi paralel dan sesi plenary yang menghadirkan pakar dari dalam dan luar negeri untuk membahas tantangan kesehatan masyarakat di lingkungan perkotaan.

Sesi paralel terdiri dari presentasi berbagai topik penelitian dari abstrak terpilih, mulai dari perubahan iklim hingga teknologi digital dalam penguatan surveilans kesehatan. Kegiatan ini memberi ruang untuk berdiskusi secara mendalam dan menjembatani kesenjangan antara hasil penelitian akademik dan penerapannya di lapangan. Pada kesempatan ini, beberapa dosen dan peneliti dari Magister Kesehatan Masyarakat FK-KMK UGM juga menyampaikan research update guna memberikan wawasan terbaru terkait isu kesehatan masyarakat yang relevan dengan simposium ini. 

Sementara itu, sesi plenary terdiri dari paparan berbagai topik menarik dari pembicara tingkat nasional dan internasional. Prof. Paul Michael Pronyk, MD., EDCP (C)., M.Sc., Ph.D dari Duke-NUS Medical School, Singapura membuka sesi dengan membahas ketahanan kota dalam menghadapi wabah dengan topik Building Outbreak Resilience in Urban Cities.

Abram L. Wagner, MPH, Ph.D dari University of Michigan, Amerika Serikat menyoroti tantangan vaksinasi di wilayah perkotaan. “Untuk mengatasi tantangan vaksinasi, dapat dilakukan baik melalui intervensi struktural seperti mempermudah akses terhadap vaksin serta membentuk budaya pro-vaksin. Selain itu, intervensi individu seperti dorongan dan motivational interviewing juga dapat dilakukan,” jelas Dr. Wagner.

Di sisi lain, dr. Vicka Oktaria, MPH, Ph.D dari Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, Magister Kesehatan Masyarakat, FK-KMK UGM mempresentasikan inovasi lokal berupa surveilans air limbah sebagai alat deteksi dini penyakit di Yogyakarta. Sementara itu Adjunct Assoc. Prof. Ooi Peng Lim Steven, MBBS, M.Sc., MPH., FAMS dari NUS Saw Swee Hock School of Public Health, Singapura membahas isu kesehatan yang kompleks yaitu polusi udara dan akses pelayanan kesehatan dengan topik Urban Health Emergencies Preparedness and Response – The Singapore Experience.

Pelaksanaan simposium ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) terutama SDG 3 mengenai Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4 mengenai Pendidikan Berkualitas, SDG 6 mengenai Air Bersih dan Sanitasi Layak, SDG 11 mengenai Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan, SDG 15 mengenai Ekosistem Daratan, dan SDG 17 mengenai Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Kolaborasi multidisiplin yang diusung dalam Public Health Symposium 13 ini mencerminkan komitmen FK-KMK dalam mendukung tercapainya target SDGs tersebut. (Reporter: Fauziah Nurhasanah)