Kecelakaan lalu lintas saat ini menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang serius. Kecelakaan lalu lintas tidak hanya menyebabkan jatuhnya korban jiwa, namun juga menyebabkan cedera fisik bagi korban yang selamat. Diantara cedera fisik akibat kecelakaan, patah tulang menjadi cedera yang paling sering terjadi. Insidensi patah tulang terus meningkat seiring dengan bertambahnya angka kecelakaan lalu lintas.
Perbaikan patah tulang ringan dapat dilakukan dengan pemasangan gips. Namun, jika area patahan tulang luas, perlu dilakukan operasi perbaikan tulang dengan pen tulang yang ditanamkan di sekitar tulang. Harapannya, tulang dalam posisi tetap sehingga proses penyembuhan tulang dapat terjadi. Sayangnya penyembuhan yang terjadi memakan waktu cukup lama.
Saat ini telah dikembangkan metode implan tulang, yaitu dengan menamankan bahan pengganti tulang di daerah gap terjadi patah tulang. Bahan pengganti tulang ini terbuat dari hidroksiapatit (HA) yang merupakan unsur utama tulang manusia. Penelitian menunjukkan bahwa implan tersebut dapat memicu regenerasi tulang yang lebih baik dan lebih cepat. Meskipun demikian, implan tulang komersial yang dijual di pasaran sangat mahal dan waktu pemesanannya lama. Hal ini disebabkan kebutuhan implan tulang dalam negeri dipenuhi dengan jalan impor.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Diah Budiasih, Ditya Devale Rinenggo, Anggi Muhtar Pratama dan Raymond Win dengan bimbingan drh.Setyo Budhi, MP, melakukan penelitian untuk menciptakan implan tulang alternatif dengan kualitas tinggi dan harga terjangkau. Penelitian yang beranggotakan mahasiswa Kedokteran dan Kedokteran Hewan UGM ini memanfaatkan limbah tulang sapi yang banyak terbuang percuma sebagai sumber HA alami. Berbagai penelitian juga telah membuktikan bahwa bahan-bahan alam kaya kalsium seperti tulang, cangkang telur, dan batu koral dapat dikembangkan menjadi implant tulang.
Tidak berhenti sampai di sana, penelitian yang dilakukan Diah dkk memodifikasi HA sehingga tercipta biomaterial baru, yaitu biphasic calcium phosphate (BCP). BCP merupakan material memiliki kandungan unsur kalsium dan fosfat yang menyerupai tulang manusia.
Pada penelitian ini, tulang sapi yang digunakan adalah bagian paha yang memiliki porus alami. Diah dkk membuktikan bahwa kandungan HA pada tulang sapi yang dipanaskan pada suhu 1300oC akan berubah menjadi BCP. Dibandingkan dengan HA, material BCP memiliki keunggulan. Implan BCP lebih mudah luruh di dalam tubuh sehingga proses regenerasi tulang lebih cepat dibandingkan dengan HA.
Uji coba awal pada sampel tikus juga dilakukan untuk membuktikan kemampuan implan BCP dari tulang sapi dibandingkan dengan HA komersial yang sering digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua bahan tersebut dengan pengujian secara radiologis dan histologis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa implan BCP dari tulang sapi berpotensi untuk dikembangkan menjadi implan tulang komersial.
Meskipun demikian, untuk dapat diproduksi secara massal, penelitian yang diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa 2013 ini masih perlu diteruskan. Penelitian lanjutan dengan subjek manusia perlu dilaksanakan untuk mengetahui reaksi imunitas tubuh. Selain itu, juga perlu dilakukan analisis kelayakan dalam pengembangan BCP dari tulang sapi berbasis produksi sebagai bahan implan tulang.
Dari 79 PKM yang ada di Fakultas Kedokteran UGM, Diah dkk berhasil lolos 10 besar dan akan mewakili UGM pada umumnya. FK UGM pada khususnya dalam PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) di Universitas Mataram, Lombok pada 10-13 September 2013. Semoga FK UGM mampu menjadi juara dalam ajang PIMNAS tahun ini. (Dian Humas/Tim Limbah Tulang Sapi)