FK-KMK UGM. Center for Bioethics and Medical Humanities Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (CBMH FK-KMK UGM) bekerja sama dengan RSUP Dr Sardjito dan Amsterdam University Medical Centre (UMC) sukses menggelar webinar bertajuk “Clinical Ethics Support: Digital Clinical Ethic Support (CES): Joint Moral Learning in a Hierarchical Context” pada Selasa (15/10).
Acara yang diselenggarakan secara daring ini menghadirkan tiga praktisi bioetika ternama, yakni A/Prof Margreet Stolper & Bert Molewijk, Clinical Ethics Expert UMC; dan, Dr. dr. M. Rosadi Seswandhana, Sp.B., Sp.BP-RE(K).
Webinar ini menjadi wadah penting bagi para profesional medis untuk membahas pentingnya etika klinis dalam praktik kesehatan, khususnya dalam pengambilan keputusan terkait dilema moral dengan pasien.
“Literasi dan keterampilan dalam mengelola dilema etika klinis merupakan komponen yang sangat menentukan kredibilitas profesi medis dan keberlanjutan pelayanan,” jelas A/Prof Margreet.
Dalam konteks ini, webinar yang diadakan FK-KMK UGM mencoba memberikan pemahaman dan keterampilan tentang penerapan etika klinis kepada para tenaga medis, termasuk juga dalam tata kelola rumah sakit.
Menurut A/Prof Margreet, etika klinis sangat esensial bagi para dokter, terutama ketika dihadapkan pada pengambilan keputusan yang melibatkan otonomi pasien, kerahasiaan, serta penanganan situasi kompleks seperti akhir kehidupan atau penggunaan teknologi medis terbaru.
“Dalam banyak kasus, dokter dihadapkan pada situasi di mana keputusan yang diambil tidak hanya didasarkan pada standar medis, tetapi juga mempertimbangkan nilai-nilai moral dan keinginan pasien,” tambahnya.
Tidak hanya itu, penerapan etika klinis juga menjadi instrumen penting bagi rumah sakit dalam memastikan pelayanan kesehatan yang adil, transparan, dan berfokus pada pasien.
Hal ini pun berkaitan dengan peningkatan mutu layanan serta reputasi institusi kesehatan. Lebih lanjut, dukungan etika digital pun menjadi penting agar terciptanya kolaborasi moral antara berbagai pihak di dalam hierarki pelayanan kesehatan.
Dengan masifnya perkembangan teknologi kini, banyak tantangan baru yang muncul. Khususnya, persoalan dalam penggunaan teknologi medis dan pengelolaan informasi pasien secara digital.
Tidak hanya itu, diskusi ini juga membahas konsep “Joint Moral Learning“, sebagai suatu konsep belajar mengenai dilema etika dalam lingkungan yang hierarkis.
Konsep ini menekankan pentingnya kerja sama antara berbagai pihak dalam sistem kesehatan, baik itu dokter, perawat, maupun tenaga kesehatan lainnya, dalam mengambil keputusan yang berdasarkan pada prinsip moral yang kuat.
Oleh karena itu, meningkatnya tantangan dalam pelayanan kesehatan, maka penerapan etika klinis yang tepat akan menjadi kunci utama dalam menjaga kualitas pelayanan dan integritas profesional medis.
Webinar ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan institusi kesehatan dapat menciptakan solusi yang lebih baik untuk masa depan layanan kesehatan yang lebih etis sebagai komitmen terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yakni SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera , SDG 4 Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, serta SDG 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan. (Isroq Adi Subakti/Reporter:Ilus/freepik.com).