Cegah Resistensi Antibiotik Melalui Kolaborasi Pengabdian Masyakarat

Pada tanggal 21 September 2024, Departemen Mikrobiologi FK-KMK UGM berkolaborasi dengan Departemen Mikrobiologi dan Parasitologi FK Unair menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di SMP Al Khairat, Yogyakarta. Acara ini bertemakan resistensi antibiotik dengan sasaran guru-guru di lingkungan sekolah yayasan Al Khairat. Kegiatan dimulai dengan sambutan dan pemberian plakat oleh Prof. dr. Titik Nuryastuti, M.Si., Ph.D, Sp. MK(K) sebagai perwakilan FK-KMK UGM dan dr. Pepy Dwi Endraswari, M.Si., M. Ked. Klin., Sp. MK(K) dari FK Unair. Acara ini dihadiri oleh staf pengajar dan mahasiswa PPDS Mikrobiologi Klinik dari kedua institusi, yang turut aktif berpartisipasi dalam mendampingi peserta. Kehadiran para mahasiswa PPDS tidak hanya memperkaya diskusi, tetapi juga menjadi pengalaman langsung dalam mempraktikkan edukasi publik terkait kesehatan.

Acara dilanjutkan dengan pre-test untuk mengukur pengetahuan awal para peserta tentang resistensi antibiotik. Setelah itu, dua pemateri dari masing-masing institusi memberikan presentasi. dr. R. Ludhang Pradipta Rizky, M.Biotek, SpMK(K) dari Departemen Mikrobiologi FK-KMK UGM  menjelaskan bahwa kasus resistensi antibiotik semakin meningkat, baik di rumah sakit maupun di masyarakat. Resistensi ini mengakibatkan pilihan obat menjadi terbatas, komplikasi meningkat, dan pasien lebih sulit sembuh. Ia juga menekankan pentingnya peran aktif dari berbagai sektor, termasuk masyarakat, dalam mengendalikan resistensi ini.

Perwakilan pemateri dari Departemen Mikrobiologi dan Parasitologi Unair yaitu dr. Priyo Budi Purwono, M.Si., Sp. MK., PhD dari FK Unair menyampaikan tentang perbedaan antara bakteri baik dan jahat. Bakteri baik berperan sebagai flora normal dalam tubuh manusia, sedangkan bakteri jahat bisa menyebabkan infeksi melalui berbagai cara seperti luka, makanan, udara, atau gigitan serangga. dr. Priyo juga menggarisbawahi bahwa antibiotik hanya efektif melawan infeksi bakteri dan resistensi terhadap antibiotik dapat menjadi ancaman serius bagi pelayanan kesehatan global.

Kegiatan diakhiri dengan diskusi kelompok, di mana setiap kelompok ditugaskan untuk membuat video tentang penggunaan antibiotik secara bijak dengan bantuan fasilitator dari kedua institusi. Acara berlangsung interaktif dan diakhiri dengan pembagian doorprize yang menarik, menambah semangat para peserta dalam memahami isu penting resistensi antibiotik. Melalui kegiatan ini, diharapkan kesadaran para peserta, khususnya guru-guru di Yayasan Al Khairat, akan pentingnya penggunaan antibiotik secara bijak dapat meningkat. Harapan ke depannya, pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan ini bisa diteruskan kepada siswa dan komunitas sekolah, sehingga menciptakan masyarakat yang lebih sadar akan risiko resistensi antibiotik dan bagaimana cara mencegahnya.

Kegiatan ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan ke-3, yaitu “Kesehatan dan Kesejahteraan,” dengan fokus pada pengendalian penyakit menular. Selain itu, acara ini juga berkontribusi pada SDGs ke-4, “Pendidikan Berkualitas,” dengan meningkatkan literasi kesehatan melalui pemberian edukasi mengenai bahaya resistensi antibiotik dan cara mencegahnya di masyarakat. Kolaborasi lintas institusi ini menunjukkan pentingnya sinergi dalam menciptakan dampak positif yang berkelanjutan di bidang kesehatan dan pendidikan. (Kontributor: Ayu Rahayu/Departemen Mikrobiologi)