FK-KMK UGM. Pemanfaatan teknologi di bidang pelayanan kesehatan makin berkembang pesat. Kondisi kesehatan yang dahulu sulit ditangani saat ini dapat diatasi dengan adanya penerapan teknologi. Teknik laser fetoskopi merupakan salah satu teknologi yang dimanfaatkan dalam membantu janin kembar yang mengalami kondisi khusus berupa Twin-twin transfusion syndrome (TTTS).
TTTS merupakan kondisi dimana terdapat hubungan pembuluh darah antar janin yang dapat menyebabkan aliran darah dari satu janin (pendonor) ke janin lain (penerima donor) dalam kehamilan kembar. Kondisi tersebut meningkatkan risiko kelainan pada janin pendonor berupa anemia, hambatan pertumbuhan, sampai dengan kematian janin serta kelainan pada janin penerima darah berupa gagal jantung. USG yang tepat dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis TTTS sebagai dasar tata laksana apakah perlu dilakukan tindakan operasi atau tidak.
Laser fetoskopi digunakan untuk memotong aliran darah antar janin, sedangkan transfusi darah pada janin dalam kandungan dilakukan untuk menangani anemia. Laser fetoskopi dan transfusi darah dalam kandungan masih jarang dikerjakan di Indonesia oleh karena keterbatasan jumlah dokter yang mampu melakukannya. Prosedur ini dimulai dengan pemeriksaan USG untuk menentukan titik masuk fetoscope yang tepat pada perut ibu. Setelah itu dilakukan irisan sepanjang 2 mm pada kulit dan fetoscope dimasukkan ke dalam rahim dengan panduan USG. Melalui fetoscope dilakukan identifikasi batas pembagian plasenta antara kedua janin. lalu dimasukan sebuah fiber laser kedalam fetoscope untuk memutuskan hubungan pembuluh darah antara kedua janin yang menyebabkan terjadinya TTTS. Setelah seluruh pembuluh darah yang menghubungkan kedua janin di potong, fetoscope di keluarkan dari rahim ibu.
Pada bulan Mei hingga Juni 2024 Universitas Gadjah Mada mengirimkan perwakilan dosen dr. Fauzan Achmad Maliki, Sp.O.G. ke Burger-Hospital di Frankfurt Jerman untuk mempelajari tindakan Laser fetoskopi dan tranfusi darah intrauterin penanganan ibu hamil kembar dengan TTTS. Dengan adanya pembelajaran ini diharapkan terjalin kerjasama jangka panjang dan transfer ilmu antara Burger-Hospital dan Departemen Obstetri dan Ginekologi Universitas Gadjah Mada. Kerja sama internasional ini sejalan dengan target SDGs 3 yaitu menurunkan angka kematian neonatal, SDGs 4 peningkatan kualitas pendidikan dan SDGs 17 yaitu multy stake holder partnership. (Kontributor: dr. Fauzan Achmad Maliki, Sp.O.G.)