Penguatan Kapasitas Penanggulangan Bencana: Sosialisasi di Kabupaten Sleman

FK-KMK UGM. Pada Senin, 4 Maret 2024, bertempat di Gedung Pangripta Kantor Bappeda Kabupaten Sleman, Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM kembali berperan sebagai narasumber dalam acara “Sosialisasi Penanggulangan Bencana bagi Kelurahan se-Daerah Istimewa Yogyakarta di Kabupaten Sleman”. Acara ini dihadiri oleh 86 peserta yang merupakan perwakilan dari kader, Jogoboyo, dan Tagana dari seluruh kelurahan di Kabupaten Sleman. Kegiatan berlangsung dari pukul 08.30 hingga 13.00 WIB.

Pembukaan dan Sambutan

Acara dibuka oleh Plt Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten Sleman, Dini Melani, SKM., S.ST., M.Keb. Dalam sambutannya, Dini menyampaikan pentingnya peningkatan ketahanan di tingkat keluarga sebagai bagian dari kesiapsiagaan bencana. Menyadari pengalaman Kabupaten Sleman menghadapi berbagai kejadian bencana selama dekade terakhir, Pemerintah Kabupaten Sleman menginisiasi pembuatan “Buku Sakti Gerakan Keluarga Sehat Tanggap Tangguh Bencana (GKST2B)”. Dini berharap agar setelah mengikuti sosialisasi ini, para peserta dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh untuk melatih masyarakat di kelurahan mereka masing-masing.

Materi Sosialisasi

Materi pertama disampaikan oleh dr. Dwi Hikmah Watiningsih, M.Kes., Kepala Seksi Kesehatan Dasar, Rujukan dan Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Provinsi DIY. dr. Dwi membahas Kebijakan Pemerintah Provinsi DIY dalam Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan. Ia menekankan beberapa komponen penting untuk meningkatkan ketahanan bencana di tingkat keluarga, seperti memiliki asuransi kesehatan minimal BPJS Kesehatan, menyediakan kontak darurat, serta melakukan koordinasi dengan berbagai pihak. Keterlibatan kader, Jogoboyo, dan Tagana juga dianggap krusial dalam memperhatikan kesejahteraan masyarakat di lingkungan sekitar.

Materi terakhir disampaikan oleh Apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid., yang membahas “Kesiapsiagaan Masyarakat pada Situasi Krisis Kesehatan Akibat Bencana dan/atau Berpotensi Bencana”. Gde menjelaskan perbedaan antara krisis kesehatan dan bencana, komponen-komponen yang terlibat dalam bencana, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kapabilitas penanggulangan bencana. Ia menekankan pentingnya implementasi materi yang telah dibahas dalam kegiatan ini untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi potensi bencana di masa depan.

Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan para peserta dapat lebih siap dalam menghadapi bencana dan krisis kesehatan serta mampu menerapkan ilmu yang diperoleh untuk meningkatkan ketahanan di tingkat kelurahan dan kecamatan. Artikel ini mendukung pilar keempat dari Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu Pendidikan Berkualitas.

(Reporter: dr. Alif Indiralarasati)