Pionir Morfogenesis: Keilmuan Sardjito Muda, Persembahan untuk Nusantara

FK-KMK UGM. Sebanyak 524 mahasiswa baru mengikuti Pionir Morfogenesis yang mengangkat tema “Keilmuan Sardjito Muda, Persembahan untuk Nusantara”. Melalui tema ini harapannya Sardjito Muda dapat mengabdikan keilmuannya untuk kepentingan bangsa dan negara.

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Pionir Gadjah Mada yang dilaksanakan selama dua hari di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Rabu-Kamis, 31 Juli – 1 Agustus 2024 yang diketuai oleh Fahrel Khoirun Nazil Putraza. Rangkaian kegiatan pembelajaran, pengenalan, penggalian potensi, dan orientasi mahasiswa baru Pionir Morfogenesis berfokus memperkenalkan lingkungan akademik di FK-KMK UGM.

Koordinator Gugus Pionir Morfogenesis, dr. Yogik Onky Silvana Wijaya, Ph.D. menyampaikan harapan kepada mahasiswa baru agar dapat menjadi bagian dari perubahan positif di kampus.

“Melalui kegiatan Pionir Morfogenesis dapat menjadi langkah awal untuk membangun lingkungan belajar yang menyenangkan, nyaman dan saling menghormati. Manfaatkan setiap kesempatan untuk belajar dan beradaptasi, serta jadilah bagian dari perubahan positif dilingkungan kampus,” urai dr. Yogik dalam sambutannya.

Dekan FK-KMK, Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH. FK-KMK menyampaikan dalam sambutannya secara daring bahwa lulusan FK-KMK UGM banyak menjadi pelopor-pelopor dalam bidang Kedokteran dan Kesehatan. Pun mahasiswa baru memiliki potensi luar biasa untuk mengikuti jejak alumni. “Mahasiswa bahkan berpotensi melebihi capaian dari lulusan-lulusan sebelumnya karena Anda adalah putra putri ‘best of the best’,” tegasnya.

Pendidikan Kedokteran, Gizi dan Keperawatan bukanlah perjalanan yang ringan. Setiap langkah dalam proses ini adalah ujian bagi intelektual, ketangguhan mental, dan emosional. Menjadi seorang profesional di bidang ini memerlukan lebih dari sekadar kecerdasan, tetapi harus siap menghadapi tantangan besar dan melatih diri dalam berbagai keterampilan yang memerlukan ketelitian, kepekaan, serta etika yang tinggi.

Pemahaman ilmu yang kompleks dan terus berkembang merupakan tantangan yang harus dihadapi. Penguasaan berbagai keterampilan tidak hanya memerlukan kecerdasan, tetapi juga ketelitian, kepekaan dan etika yang tinggi. Pendidikan di FK-KMK juga menuntut dedikasi waktu yang besar, mulai dari kuliah, praktikum maupun kegiatan lainnya.

Di tahap profesi nanti, tantangan akan semakin nyata. Mahasiswa akan dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusan cepat dan kesiapan menghadapi tekanan. Semua ini adalah bagian dari proses pembentukan karakter untuk menjadi seorang dokter, perawat, atau ahli gizi yang tangguh, kompeten, berintegritas dan penuh empati.

Di tengah berbagai tantangan, fakultas berkomitmen untuk mendukung kesuksesan mahasiswa dengan menyediakan ekosistem pendidikan yang optimal. Fakultas menyiapkan fasilitas yang memadai, kurikulum yang inovatif, serta tenaga pengajar yang berkompeten dan berdedikasi untuk bekal menjadi professional terbaik.

Fakultas tidak hanya menyediakan fasilitas pendidikan yang lengkap, tetapi juga memiliki tenaga pengajar yang memiliki kompetensi tinggi dan dedikasi yang luar biasa. Selain itu, para pengelola di tingkat fakultas maupun program studi berkomitmen untuk mendampingi dan membimbing mahasiswa sepanjang perjalanan pendidikan.

Sebagai bagian dari komitmen terhadap keberlanjutan, fakultas juga menerapkan kebijakan transformasi menuju zero waste. Kegiatan Pionir Morfogenesis di FK-KMK, mahasiswa diminta untuk membawa tumbler sendiri dan menggunakan lunch box untuk konsumsi. Langkah ini merupakan bagian dari upaya universitas untuk mengurangi sampah dan mendorong budaya ramah lingkungan.

Penerapan kegiatan berkelanjutan ini juga merupakan upaya dalam mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goal’s (SDGs), khususnya tujuan 4 (Pendidikan Berkualitas), tujuan 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dan tujuan 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). (Dian/Humas)

Berita Terbaru