FK-KMK UGM. Isu etika dalam penatalaksanaan nyeri kronis menjadi permasalahan nyeri kronis menjadi tantangan signifikan dalam dunia kesehatan global saat ini. Seminar Rabuan yang dilaksanakan melalui platform Zoom Meeting pada Rabu (17/07) membahas isu ini dalam topik bertajuk “Dilema Bioetika dalam Tatalaksana Nyeri Kronis”. Narasumber dalam webinar ini adalah dr. Asryzilma Hakiim, M.H., M.Bio.Et, Dosen Konsentrasi Etik dan Medikolegal Universitas Negeri Jember.
Nyeri kronis merupakan nyeri yang bertahan selama 3 bulan dan telah menjadi permasalahan kesehatan global serta dialami oleh 60 juta orang di dunia. Di Indonesia, sebanyak 35.85% kunjungan pasien nyeri di dokter spesialis saraf disebabkan karena nyeri kronis. Hal ini menunjukkan tingginya prevalensi serta dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup individu.
Dalam konteks tatalaksana nyeri kronis, sering kali muncul dilema bioetika yang kompleks. Dilema bioetik muncul apabila muncul konflik pada prinsip-prinsip bioetik seperti respect for autonomy, non-maleficence, beneficence, dan justice. Dilema bioetis dalam tatalaksana nyeri seringkali melibatkan konflik nilai dalam pengambilan keputusan penting, terutama saat tidak terdapat strategi alternatif, pengobatan, dan intervensi tunggal yang diterima.
Dilema bioetis dapat menyebabkan kerugian bagi pasien baik dalam aspek finansial maupun non finansial. Salah satu contohnya ketika terdapat dilema pada prinsip autonomy dan beneficence karena keinginan pasien untuk cepat sembuh. Dampaknya, pasien menyerahkan keputusan kepada dokter sehingga muncul perasaan pasrah dan kondisi psikologis yang menurun sehingga mengakibatkan perburukan kondisi kesehatan pasien.
“Pasien nyeri kronis biasanya mengharapkan kesembuhan yang cepat, sehingga ketergantungan terapi dan pengobatan oleh dokter cukup tinggi. Belum lagi efek samping yang ada bisa mempengaruhi aspek bioetik,” jelas dr. Asryzilma.
Topik yang dibahas pada Seminar Rabuan kali ini mendukung upaya untuk mencapai SDGs utamanya adalah SDG 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera serta SDG 10 Berkurangnya Kesenjangan. Isu nyeri kronis yang dialami oleh jutaan orang di seluruh dunia mempengaruhi kualitas hidup sehingga mencari solusi untuk menangani nyeri kronis secara efektif dan adil dengan menerapkan prinsip-prinsip bioetik adalah langkah penting dalam mengurangi ketimpangan dalam kesehatan (Reporter: Fauziah)